Menelisik Modus Operandi Persebaran COVID-19 oleh Elite Global

Program ini memanfaatkan registrasi kelahiran dan operasi vaksinasi yang ada untuk memberi bayi baru lahir dengan identitas digital portabel dan persisten terkait biometrik…. Pengurangan populasi adalah salah satu tujuan elit di dalam WEF, Rockefeller, Rothschilds, Morgans – dan beberapa lainnya. Tujuannya: lebih sedikit orang (elit kecil) dapat hidup lebih lama dan lebih baik dengan sumber daya yang berkurang dan terbatas yang disediakan dengan murah hati oleh Mother Earth. ‘The Coronavirus COVID-19 Pandemic: The Real Danger is “Agenda ID2020”’.

Dan inilah pernyataan mengenai arti COVID-19 dari John W. Whitehead, pengacara Konstitusi AS dan penulis Battlefield America: The War On the American People:

Epidemi virus korona ini, yang telah membawa pengawasan Orwellian Cina keluar dari bayang-bayang dan menyebabkan Italia menyatakan lockdown (penguncian) secara nasional, mengancam akan membawa Negara Kepolisian Amerika ke tempat terbuka dalam skala yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Jika dan ketika penguncian nasional akhirnya terjadi – jika dan ketika kita terpaksa berlindung di tempat (dalam ‘bahasa kita’ stay at home – jika dan ketika polisi militer berpatroli di jalan-jalan – jika dan ketika pos pemeriksaan keamanan telah didirikan – jika dan ketika kemampuan media untuk menyiarkan berita itu telah dibatasi oleh sensor pemerintah – jika dan ketika sistem komunikasi publik (saluran telepon, internet, pesan teks, dll.) telah dibatasi – jika dan ketika kamp-kamp FEMA tersebut secara diam-diam dibangun pemerintah akhirnya digunakan sebagai pusat penahanan karantina bagi warga negara Amerika – jika dan ketika tim militer “ambil dan rebut” dikerahkan di tingkat lokal, negara bagian, dan federal sebagai bagian dari Kesinambungan Pemerintah yang diaktifkan berencana untuk mengisolasi siapa pun yang dicurigai terinfeksi COVID-19 – dan jika dan ketika darurat militer diberlakukan dengan sedikit protes nyata atau perlawanan dari publik – maka kita akan benar-benar memahami sejauh mana pemerintah telah sepenuhnya berhasil menanggung kebencian umum kita untuk apa pun yang berbau tirani secara terang-terangan. Lihat ‘This Is a Test: How Will the Constitution Fare During a Nationwide Lockdown?’

Inilah potret bagaimana sebuah tirani global telah menancapkan cengkeramannya dengan kuat melalui media korporasi yang berhasil menanamkan dalam nalar sadar publik bahwa COVID-19 adalah sebuah pandemi global yang yang harus ditangkal oleh masyarakat dunia. Sehingga publik, dalam hal ini termasuk negara, hanya terkonsentrasi pada upaya pencegahannya tanpa memberi porsi perhatian yang sama terhadap krisis lain yang sejatinya kian hari kian dirasakan oleh masyarakat luas, terutama dari kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Inilah kasus yang terjadi di negara kita. Terbukti rupiah terus melemah dan menurunnya daya beli masyarakat kita. Respons pemerintah dan masyarakat yang melakukan upaya pencegahan, seperti penutupan sekolah, work from home khususnya pekerja sektor formal, penundaan dan pembatalan berbagai event-event pemerintah dan swasta, membuat roda perputaran ekonomi melambat.(sumber; GFI)

Sudarto Murtaufiq, peneliti senior Global Future Institute