Ekonomi AS Masih Menggelepar

Pemerintah AS tampaknya dengan sangat terpaksa menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka karena masih belum pulih dari resesi terburuk sejak Perang Dunia II.

Menurut Departemen Perdagangan AS, terjadi peningkatan 2,7 persen pada kuartal pertama yaitu kurang dari 3% penilaian yang dibuat oleh pemerintah bulan lalu.

Pertumbuhan ekonomi 2,7% akan dianggap kuat dalam ekonomi yang sehat, tetapi lemah setelah resesi.

"Kami berada di tepi jurang, kami berada di area ini di mana setiap orang dapat menunjukkan hal-hal positif, seperti jumlah kas perusahaan, namun Anda juga dapat menunjukkan defisit anggaran besar-besaran di tingkat negara bagian," kata Profesor Paul Sheldon Foot dari California State University.

"Anda dapat menandai di kedua arah ini; tapi tak akan bisa berjalan baik dan itu keprihatinan yang diungkapkan oleh beberapa ekonom," tambahnya.

Penurunan kuartal pertama disebabkan belanja konsumen yang rendah, karena telalu banyak barang impor dari luar negeri. Kondisi ini juga secara dramatis membuat lebih rendah daripada peningkatan 5,6% pada kuartal sebelumnya.

Ekonom percaya penurunan pengeluaran pemerintah juga akan menghambat pertumbuhan, dan program stimulus kontroversial federal diharapkan akan segera hilang dampaknya pada akhir tahun.

"Secara keseluruhan, perekonomian AS bisa lebih baik daripada di Eropa, tetapi ini masih yang paling lemah dan pemulihan ekonomi terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat sesudah perang,” kata Paul Dales, seorang ekonom Amerika Serikat dari Capital Economics.

Ekonomi AS memiliki rata-rata pertumbuhan 3,5% dalam tiga kuartal terakhir. (sa/presstv)