Maher Zain: Musisi "Clean Art" yang Peduli Palestina

Maher Zain adalah satu dari sedikit musisi muslim dan penyanyi lagu-lagu islami yang meraih popularitas hampir di seluruh dunia; Eropa, Amerika, Australia, Timur Tengah dan berapa kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Lirik lagu yang religius dan menyentuh hati, diramu dengan berbagai aliran musik modern seperti pop dan R&B tanpa meninggalkan sentuhan musik tradisional Arab dan Turki, membuat karya-karya Maher Zain mudah diterima para pecinta lagu-lagu islami. Sejak merilis album pertamanya "Thank You Allah" pada Januari 2009, penyanyi berdarah campuran Lebanon-Swedia itu sukses menggelar konsernya di banyak negara, antara lain di Swedia, Kanada, Australia, Inggris Raya, AS, Prancis, Mesir, Aljazair dan Bahrain.

Selama satu pekan kemarin, Maher Zain bertandang ke Indonesia untuk mempromosikan album "Thank You Allah". Dalam album yang dirilis khusus untuk wilayah Indonesia ini, Maher Zain yang berciri khas selalu mengenakan topi pet itu, menyanyikan dua lagu "Insha Allah" dan "The Rest of My Life" dalam bahasa Indonesia dan berduet dengan penyanyi Indonesia Fadly, vokalis band Padi.

Maher Zain yang memulai karir profesionalnya sebagai penulis lagu dan produser rekaman pada 2005 itu mengaku senang bisa datang ke Jakarta. Ketika ditanya Eramuslim apa kesan pertamanya tentang kota Jakarta, sambil tertawa dengan spontan ia menjawab "traffic jam !" alias kemacetan.

Maher Zain menyatakan banyak hal yang telah mengubah hidupnya, sampai ia benar-benar menjalankan ajaran Islam secara penuh, dan meninggalkan pekerjaannya sebagai produser musik. Lalu "Alhamdulillah, Allah menganugerahkan saya bakat, dari pengalaman yang buruk di masa lalu, saya bisa melakukan hal-hal yang baik dan menyebarkan pesan-pesan Islam," kata Maher yang dijumpai di tempatnya menginap di Jakarta, pada Senin (2/5) siang.

Ia menyebut musik dan lagu-lagu islami yang diciptakannya sekarang sebagai "clean art" untuk menginspirasi banyak orang agar menjadi manusia yang lebih baik. Lewat lagu, Maher ingin berbagi pengalaman hidupnya sendiri yang semula buruk kemudian menjadi baik dan religius setelah menjalankan Islam sepenuhnya.

Lagu "Thank You Allah" adalah gambaran dari perjalanan hidup Maher itu, itulah sebabnya ia sangat menyukai lagu itu. "Setelah saya merenungkan kembali kehidupan saya, Allah selalu membimbing saya, tapi ketika itu saya tidak menyadarinya," ungkap Maher, kelahiran 16 Maret 1981.

"Lewat lagu, saya ingin berbagi pengalaman. Saya tidak mau hanya memberikan kata-kata kosong, cuma bisa bicara, tapi saya ingin lagu-lagu saya bisa memberikan pengaruh dan perubahan yang baik bagi orang yang mendengarnya," sambung penyanyi asal Swedia itu.

Umat Islam dan Palestina

Sebagai seorang musisi muslim yang menetap di negara non-Muslim, Maher bersyukur karena tidak banyak menemui kesulitan atau mengalami tindakan buruk terkiat keislamannya. Menurutnya, perlakuan buruk yang diterima Muslim bisa terjadi di mana saja. Tapi umat Islam, terutama yang tinggal di negara non-Muslim, harus bisa memberikan gambaran yang lebih baik tentang Islam.

"Islam adalah agama sempurna. Setiap muslim punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik Islam. Persoalannya, masih banyak muslim yang tidak paham betul dengan Islam, melakukan tindakan buruk dengan mengatas namakan Islam, orang berteriak ‘Allahu Akbar’ sambil melakukan kekerasan, sehingga orang menilai Islam adalah agama yang jelek," tutur Maher ketika ditanya kondisi umat Islam yang masih sering dicurigai dan kadang ditakuti.

"Tapi Insya Allah, saya bersama orang-orang yang memiliki visi yang sama, tujuan yang sama, berusaha mempromosikan perilaku baik yang dicontohkan Rasulullah Saw, untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya," tukas penyanyi yang lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah atau pergi ke masjid di saat senggangnya.

Maher ternyata punya perhatian besar pada Palestina. Salah satu lagunya "Palestine Will Be Free" terinspirasi dari situasi menyedihkan di Palestina akibat serangan brutal Israel pada tahun 2008.

Ditanya apa arti Palestina untuk dirinya, Bapak satu anak itu dengan antusias menjawab, "Palestina adalah negara yang sangat ingin saya kunjungi. Lagu tentang Palestina yang saya ciptakan, untuk menginspirasi orang agar jangan pernah kehilangan harapan, dan mengingatkan kaum Muslimin dimanapun berada agar tidak melupakan saudara-saudara kita di Palestina."

Jika suatu hari berkunjung ke Palestina, Maher akan menyampaikan pesan pada rakyat Palestina "untuk tetap tegar, tetap bangga, karena Allah selalu bersamamu, tetap kuat menjalani kehidupan dan jangan pernah putus harapan."

Semangat itulah yang ia sampaikan untuk rakyat Palestina lewat bait-bait lagunya;

No mother no father to wipe away my tears
That’s why I won’t cry
I feel scared but I won’t show my fears
I keep my head high

Deep in my heart I never have any doubt
That Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free

(ln)