Pengakuan Warga Kurdi tentang Mujahidin IS : Kita Melawan Orang yang Cinta Kematian

ISIS rebut pangkalan militer 1Cuneyt Hemo , seorang warga Kurdi asal dari kota Kobane , bercerita mengenai sikap  tempur  seorang jihadis IS yang menjadi tawanan milisi Kurdi dalam kota yang terkepung, Kobane.

“Dia (mujahidin IS)  memohon kami untuk membunuhnya agar  ia bisa segera pergi ke surga ,” ujar Hemo kepada AFP.

Hemo, Kurdi berusia 33 tahun , adalah salah satu warga Kurdi dari sekitar 200 000 warga Kurdi yang melarikan diri dari serangan Negara Islam (IS)  di Kobane menuju tempat yang relatif aman di Turki.

Kisah ini bercerita tentang rasa mencintai kematian dari seorang Mujahidin IS yang ditangkap oleh milisi Kurdi selama pertempuran jarak dekat  untuk menguasai kota di perbatasan Turki.

Mujahidin itu ditahan selama satu hari  sebelum akhirnya ia dibunuh oleh para milisi Kurdi.

“Kami menangkapnya (Mujahidin IS) dalam pertempuran jalan,” kata Hemo sambil menghisap dalam dalam  rokoknya  di kota perbatasan Turki Suruc, di mana ia bersama dengan pengungsi Kobane lainnya  yang berada di tempat perlindungan.

“Dia (Mujahidin IS) bilang dia datang dari Azerbaijan. Dia berusia  20-an tahun dan berbicara kepada kita dalam bahasa Arab, ” tambahnya.

Mujahidin IS  yang berjanggut itu menjelaskan panjang lebar kepada  para penculiknya bagaimana ia datang ke Kota Kobane untuk “melepaskan kota itu dari  dari orang-orang kafir” .

“Kami bertanya kepadanya mengapa para jihadis menyerang kita. Dia menjawab bahwa kami adalah orang-orang kafir dan mereka telah menerima perintah untuk menempatkan kami untuk berada di  jalan Islam yang benar, “katanya.

Ketika para milisi Kurdi  menawarinya sesuatu untuk makan dan minum, pria itu menolak dan mengatakan bahwa ia harus berhasil melarikan diri dan  akan meledakkan dirinya sendiri seperti “saudara” nya melakukan pemboman bunuh diri.

“Dia mengatakan kepada kami beberapa kali bahwa ia senang untuk saudara-saudaranya yang telah menjadi syuhada  dan ingin  bergabung dengan mereka di surga.”

Pentagon mengatakan pada hari Rabu itu percaya bahwa serangan udara yang dipimpin AS telah membunuh “beberapa ratus” pejuang ISIS di sekitar Kobane, tetapi memperingatkan serangan AS itu belum cukup untuk mencegah bahwa kota itu  bisa jatuh ke jihadis IS.

Hemo mengatakan bahwa pada akhirnya tahanan itu dibunuh oleh para milisi Kurdi  dengan tembakan di kepala.(Arby/Dz)