100 Hari Pertama Kepemimpinan Obama: Tiada Beda Dengan Bush!

 Rabu pekan ini, genap 100 hari Barack Obama menjadi presiden AS. Dan layaknya 100 hari pertama, selalu dijadikan sebagai kebiasaan tradisional mengevaluasi kepemimpinan di suatu negara.

Satu hal yang yang bisa dicatat dari 100 hari kepresidenan Obama adalah, terlalu banyaknya prioritas, namun sedikit sekali kemajuan yang dicapai, begitu yang banyak dilansir berbagai editorial berbagai media massa di AS. Obama tampaknya hanya berusaha menyenangkan beberapa pihak dengan beberapa kebijakan yang diambilnya.

AS sekarang ini tengah terjerumus pada resesi ekonomi seperti halnya Great Depression di tahun 1930-an dulu, dan menurut rakyat negeri Paman Sam, tugas utama Obama adalah sudah seharusnya memperbaiki keadaan ekonomi itu. Tapi Obama tampaknya tidak punya perhatian besar padahal ini. Dia terus bersikukuh dengan agendanya: memperbaharui industri kesehatan, revolusi ekonomi energi, dan mereformasi sekolah, tiga hal yang seharusnya bukan menjadi sebuah prioritas dalam masa krisis seperti sekarang.

Obama berpendirian bahwa perbaikan ekonomi AS akan mengikuti seiring dengan baiknya pula tiga agenda besar yang dicanangkannya; sebuah kesimpulan yang banyak ditertawakan oleh rakyat AS bahkan editorial The Washington Post.

Dalam hal kebijakan luar negerinya, Obama tampak jelas menampakan persona pribadinya yang memang selalu ia tampakkan sejak masa kampanyenya. Ketika Obama memutuskan untuk menarik mundur pasukan tentara dari Iraq, tapi sesungguhnya ia tidak beda dengan Bush, karena kemudian menambah jumlah pasukan puluhan ribu berlipat-lipat. Ini artinya, AS masih akan tetap menjalani perang, dan itu membuat rakyat AS gerah.

Namun yang paling membuat shock masyarakat AS dan juga para pengamatnya adalah apalagi kalau bukan paket stimulus yang dicanangkan oleh Obama. Paket stimulus ini menjadi yang terbesar dalam sejarah pengeluaran anggaran AS sepanjang masa.

Ia memotong berbagai anggaran, dan akan mengalokasikannya pada investasi masa depan AS, namun siapapun menyadari bahwa Obama tengah menambah banyak gunung utang negara dan dalam satu dekadenya bisa mencapai defisit tiga trilyun dollar.

Satu lagi yang tengah menjadi buah bibir di AS adalah metode interogasi Obama yang digadang-gadang berbeda dengan pola yang dilakukan oleh Bush. Pertama, ia mengatakan bahwa agen CIA akan dihukum jika terus melakukan metode interogasi yang diterapkan selama ini, seperti metode waterboarding, mencelupkan kepala tahanan dalam air dalam waktu yang lama. Tapi kemudian, ia membuka pintu untuk prosekusi yang juga dilakukan oleh Bush.

Menurut banyak pengamat, kebijakan eratik Obama yang zig-zag akan membuat AS semakin terjun bebas. Ini bukan pertama  kalinya seorang presiden AS  membuka sebuah kotak Pandora karena ketidakpahamanannya bahwa ia tak akan pernah bisa menyenangkan beberapa pihak yang sangat berkuasa di AS. (sa/kc)