Israel Membebaskan Gaza Dari Pengepungan

Israel menghentikan pengepungan terhadap Gaza setelah melakukan serangan yang mengakibatkan jatuhnya korban para aktivis kemanusiaan yang akan memberikan bantuan ke Gaza.

Sebuah rencana telah disetujui untuk mengurangi blokade di Jalur Gaza, akibat adanya tekanan internasional terhadap Israel.

Kabinet Israel pada hari Kamis menyetujui rencana untuk mengurangi blokade terhadap Jalur Gaza setelah tekanan internasional. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merilis beberapa rincian tentang pengurangan blokade yang sudah berlangsung selama tiga tahun.

Serangan 31 Mei di mana Israel menyerbu sebuah konvoi enam-kapal di perairan internasional yang membawa barang-barang bantuan kemanusiaan dan aktivis yang menuju Gaza menewaskan sembilan warga sipil Turki, melukai sedikitnya 30 orang lainnya.

Berdasarkan kebijakan itu, Israel akan "membebaskan kiriman barang untuk keperluan warga sipil yang memasuki Gaza, dan memperluas masuknya bahan untuk proyek-proyek sipil yang berada di bawah pengawasan internasional," ujar seorang pejabat yang berada di kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun, pengumuman tersebut tidak menentukan bagaimana prosedur untuk impor barang komersial, dan daftar produk-produk tertentu, serta hanya mengatakan bahwa para menteri kabinet akan memutuskan dalam beberapa hari mendatang, bagaimana menerapkan kebijakan baru, ujar seoran pejabat di kantor Perdana Menteri.

Pengepungan Gaza telah mencegah rencana pembangunan kembali Gaza setelah agresi militer yang dahsyat terhadap Gaza oleh Israel tahun lalu.

Tidak disebutkan dalam laporan tentang  perubahan dalam aspek-aspek lain dari blokade yang menghancurkan kehidupan rakyat Gaza, termasuk seperti larangan import dan ekspor atau membuat bahan baku yang digunakan dalam produksi industri. Blokade laut Israel  akan tetap berlaku.

Pernyataan itu mencatat bahwa Israel akan "melanjutkan prosedur keamanan yang ada untuk mencegah masuknya senjata dan bahan-bahan peralatan lainnya yang dapat digunakan untuk  perang."

Mengomentari pengumuman Israel, jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, beberapa barang yang sekarang akan diizinkan dalam adalah "sepele dan sekunder". Tindakan Israel yang melunakkan blokade itu hanyalah kedok, yang sesungguhnya ingin membohongi dunia internasional atas kejahatan yang telah dilakukannya terhadap rakyat Gaza.

Apa yang dibutuhkan adalah membiarkan barang-barang masuk secara bebas, dan menghentikan blokade. Orang harus bebas keluar dan masuk. Gaza sangat membutuhkan material untuk pembangunan, yang harus diperbolehkan masuk tanpa pembatasan," katanya.

Di Tepi Barat, pemimpin Palestina Saeb Erekat mengatakan, blokade  tersebut harus berakhir sama sekali. "Pengepungan adalah hukuman kolektif dan harus diangkat", ucap Erekat

Di tengah kritik internasional yang keras atas  serangan angkatan laut Israel terhadap misi kemanusiaan yang dipimpin lembaga kemanusiaan dari Turki-IHH, akhirnya juga memaksa Mesir membuka perbatasannya di Rafah yang menghubungkan  dengan Gaza – pintu gerbang utama bagi beberapa warga keluar dan  masuk  dari wilayah yang sangat padat di dunia.

Tapi kebanyakan warga Gaza tetap terbatas yang dibolehkan keluar dari Gaza, karena pejabat Mesir mengatakan mereka telah mengizinkan  10.000 orang dengan izin perjalanan khusus, seperti mahasiswa dan orang-orang dengan paspor asing.

Hari Minggu, Komite Palang Merah Internasional, mengakatan bahwa  blokade melanggar Konvensi Jenewa dan menyerukan untuk menghentikan bolkade itu.  "Seluruh penduduk sipil Gaza sedang dihukum, karena tindakan Israel yang tidak bertanggung jawab, dan  mereka menanggung penderitaan".

Pemimpin  Liga Arab Amr Moussa mengunjungi Jalur Gaza pada hari Minggu, dan ini merupakan pejabat Arab tertinggi yang melakukan kunjungan sejak 2007, dan juga menyerukan diakhirinya blokade Israel di wilayah Palestina.

Turki menuntut panel independen internasional tentang serangan bantuan di perairan internasional, menolak penyelidikan internal Israel. (m/wb)