Menanti Obama di 2010


Pada tahun 2008, Amerika dan dunia dijanjikan harapan dan perubahan dengan calon presiden AS Barack Obama dan kemenangan pemilihan bersejarahnya.

Di tahun 2009, ada lebih banyak promosi dan retorika yang sama dari Gedung Putih, namun sementara kebijakan presiden baru itu ternyata hanya mengalihkan sebagian saja dari presiden AS sebelumnya, Bush.

Lantas, bagaimana dengan 2010? Apakah ia akan mulai menjadi Obama sebenarnya yang benar-benar menghasilkan perubahan yang membuatnya terkenal?

Suara-suara dari beberapa yang mendukungnya mulai mengeluarkan kata-kata seperti loyo dan mengecewakan untuk menilai 12 bulan pertama Obama di kantor Gedung Putih.

Tak seorang pun menolak pencapaian penting Obama dalam memenangkan kursi presiden AS, atau aktivitas gelombang eforia Obama selama beberapa bulan pertama di Gedung Putih. Namun, momentum awal itu melambat, karena krisis ekonomi global dan dorongan untuk melewati reformasi tunjangan kesehatan dalam negeri yang jauh dari harapan Amerika sendiri.

Sedangkan di sektor kebijakan luar negeri, Obama telah memberi atmosfer dan retorika yang sama pula di beberapa bidang; perang di Iraq, dan perang di Afghanistan, serta perang dengan teroris di seluruh dunia. Di Kairo, Presiden Amerika berbicara tentang saling menghormati dan kepentingan bersama antara AS dan dunia Muslim; di Istanbul, ia bicara tentang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan lebih banyak kesempatan. Tetapi di Afghanistan, Obama adalah garis Bush yang "berkelahi melawan teror," dengan lebih banyak senjata. Apakah Obama yang seperti ini yang akan kita lihat pada 2010?

Media AS menilai bahwa pendekatan Obama terhadap tunjangan kesehatan tidaklah cukup. Hasil di Kopenhagen bahkan lebih buruk lagi, ketika Obama dinilai tidak bisa menghentikan tarik-menarik perang global mengenai perubahan iklim. Skenario yang sama menunggu di dunia Arab-Islam. Ketika datang ke masalah pokok, Obama hanya mengingat satu pemain saja (Israel).

Jawaban harus datang dari Obama pada tahun 2010. Bukan dalam bentuk retorika, tetapi aksi yang kuat, atau bukan pula jenis "aksi" yang melibatkan bahan peledak tonase. Di bawah kebijakan-kebijakan seperti itu, risikonya AS mungkin akan terus mengamuk, seperti banteng di toko keramik, dan tahun ini hanya sebagai perpanjangan semua hal yang terjadi di tahun 2009. (sa/dailystar)