Mengapa Tak Ada Prajurit AS Yang Mati di Iraq Selama Desember 2009?


Laporan terbaru bulan ini, bahwa tak ada satupun prajurit AS yang mati di Iraq selama bulan Desember 2009 kemarin. Ini tentu sebuah kabar bagus buat Amerika. Tapi apakah penyebabnya?

Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi disebabkan pada bulan Desember tidak ada patroli di jalanan Iraq, tidak ada prajurit AS yang menggeledah rumah dan menghancurkan pintunya, dan tak juga menebarkan kekacauan. Padahal, selama enam tahun di negeri itu, AS telah kehilangan 4000 orang tentara dan 30.000 lainnya cacat.

Namun, tidak demikian dengan di Afghanistan. Menurut Jenderal Barry McCaffrey, musim panas 2010 (jatuh sekitar bulan Juni atau Juli), Amerika harus menyediakan sedikitnya 300 sampai 500 peti mati setiap satu bulannya.

Mungkin Amerika sekarang harus belajar dari Ronald Reagan. Ketika Reagan menarik pasukannya dari medan perang, seketika tak ada lagi yang menyerang Amerika. Taliban menyerang Amerika karena Amerika mengambil negara mereka dan menempatkan seorang boneka Hamid Karzai, juga mengirim 100.000 tentara.

Seperti Perang Eropa yang berlangsung selama 30 tahun—di antara Jerman, Prancis, Ceko, Belanda, Denmark, Swedia, Skotlandia, dan Inggris, Katolik dan Protestan, raja dan ratu—orang-orang Muslim sekarang dicampur-aduk dengan konflik Barat dan Militan.

Jadi kesimpulannya, jika Amerika ingin tentaranya tak terbunuh atau cacat lagi, mereka juga harus menghentikan perang dan berhenti membunuhi orang Islam di Iraq dan Afghanistan. (sa/islamicity)