Prancis Ingin Mundur Dari Afghanistan

Di saat pemerintahan baru AS menyatakan akan menambah pasukannya ke Afghanistan, Menteri Pertahanan Prancis malah meminta agar NATO segera menentukan jadwal penarikan pasukan koalisi dari Afghanistan.

Dalam pidatonya di Center for Strategic and International Studies di Washington, Menhan Prancis Herve Morin mengatakan bahwa mereka tidak bisa selamanya berperang di Afghanistan meski NATO menyatakan bahwa pasukan NATO harus tetap terikat secara militer di Afghanistan.

Morin mengingatkan NATO untuk tidak menerapkan komitmen yang tanpa batas di Afghanistan dan harus menentukan jadwal untuk mentransfer tanggung jawab keamanan pada aparat keamanan Aghanistan secara bertahap.

Prancis adalah negara keempat yang paling besar mengirimkan jumlah pasukannya ke Afghanistan, setelah negara AS, Inggris dan Jerman. Saat ini ada 2.800 pasukan Prancis yang bergabung dengan pasukan NATO di Afghanistan.

Alasan ekonomi, bisa jadi alasan utama Prancis mendesak NATO segera menentukan jadwal penarikan mundur pasukan dari Afghanistan. Namun Paris mengklaim bahwa alasan utamanya adalah karena operasi militer di Afghanistan dianggap tidak efektif lagi.

Sebulan yang lalu, pemerintah Prancis menyatakan akan memangkas tentaranya yang terlibat dalam misi-misi di luar negeri sebesar 20 persen untuk menghemat pengeluaran pemerintah Prancis. Jika Prancis mengurangi pengerahan pasukannya ke luar negeri sebesar 20 persen, Prancis bisa menghemat biaya sekitar 198 juta dollar setiap tahunnya. Selama ini, Prancis harus mengeluarkan dana sebesar 300 juta euro setiap tahunnya untuk membiayai pasukannya di Afghanistan. (ln/prtv)