Letjen TNI (Purn) Johannes S. Prabowo: Kapolri Janganlah Takut-Takuti Rakyat

Eramuslim.com – Mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letnan Jenderal (Purn) Suryo Prabowo mengingatkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak menakut-nakuti rakyat dengan isu makar, dan menilai pernyataan Tito sebagai bentuk kepanikan dan kekhawatiran.

“Saya melihat gesture (Tito) seperti ketakutan. Makar itu mengada-ada,” kata Suryo saat dihubungi Rimanews, Selasa (22/11/2016).

Berbicara di Mabes Polri kemarin, Tito mengatakan, TNI dan Polri menengarai ada rencana makar di balik demonstrasi yang bakal digelar sejumlah organisasi massa pada 25 November dan 2 Desember mendatang. Polri dan TNI karena itu akan mengambil tindakan mengingat aksi makar diberikan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 104, 105, 106, dan 107 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

letjen suryo prabowoMenurut Suryo, belajar dari sejarah, suatu tindakan makar tidak akan terjadi begitu saja karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Antara lain dukungan asing dan currency war alias perang mata uang.

“Soekarno dan Soeharto jatuh karena diawali dengan penurunan kurs. Di zaman Soekarno ada sanering, kemudian masuk Amerika Serikat. Siapa yang diuntungkan kalau sekarang ada makar?” kata Suryo.

Syarat makar lainnya, adalah adanya dukungan dari masyarakat luas dan hingga kini syarat-syarat itu tidak terlihat. “Kapolri jangan memancing-mancing. Kalau dipancing-pancing nanti malah masyarakat marah dan demo besar-besaran,” katanya.

Suryo berpendapat, sebagai Kapolri, Tito tidak matang sehingga mengeluarkan pernyataan yang justru meresahkan. “Dia masih anak kecil, banyak seniornya, lima tahun di atas dia,” ujar Suryo.

Daripada membuat pernyataan makar, menurut Suryo, Tito seharusnya menahan Ahok.”Kalau Ahok tidak ditahan masyarakat akan bertanya-tanya. Pelaku penista agama yang lain saja ditangkap dan ditahan, ini (Ahok) kok enggak,” kata dia.

Kasus Ahok, menurutnya, tidak ada korelasi dengan makar. “Ahok menista agama sudah jelas,” katanya. (ts/rn)