Panitia Sebut Aksi 19 November Bukan Demonstrasi

Eramuslim.com – Ketua Panitia Aksi Parade Bhineka Tunggal Ika pada, Tsamara Amany Alatas, memberikan klarifikasi terhadap rencana aksi yang menjadi viral di media sosial. Menurut Tsamara, pihaknya tidak akan menggelar aksi demonstrasi pada 19 November mendatang.

“Ini bukan aksi demonstrasi ya. Ini merupakan parade, kita ingin buat acara bergembira. Konser dan berdoa untuk persatuan bangsa. Kami membawa pesan persatuan dan kedamaian untuk Indonesia,” ujar Tsamara ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (13/11).

Ia pun mengklarifikasi bahwa sejumlah nama artis dan tokoh yang sebelumnya sudah tersebar di media sosial banyak yang mengandung kebohongan. Menurut Tsamara, jadwal Parade Kebhinekaan pun hingga saat ini masih dipastikan apakah akan dilaksanakan pada 19 atau 20 November. Selain itu, pihaknya juga menyatakan masih mematangkan konsep acara pada parade itu. “Tunggu saja pemberitahuan resmi dari panitia,” tutur dia.

prabowoTsamara menegaskan jika Parade Kebhinekaan diinisiasi oleh warga sipil yang terdiri dari aktivis JIL, pendukung Ahok dan Jokowi, dan semacamnya. Karenanya, pihaknya menampik jika acara nanti disebut sebagai tandingan aksi damai pada 4 November lalu. “Tanding sama siapa? Ini acara persatuan begini, kok malah dibilang tandingan. Kita ingin di Indonesia semua bersatu. Ini semangat kebangsaan,” ujarnya.

Sebelumnya, pascaaksi damai Bela Islam II pada 4 November lalu, beredar pesan di media sosial yang berisi ajakan untuk menggelar aksi Parade Bhineka Tunggal Ika pada 19 November mendatang. Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa aksi ini akan digelar di Parkir Timur Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia.

Aksi ini menargetkan akan diikuti oleh 100 ribu massa. Selain itu, sejumlah tokoh juga diklaim akan ikut dalam aksi tersebut di antaranya Syafii Maarif, Gus Mus, Said Agil Siradj, Haedar Nashir. Tak cuma itu, aksi tersebut juga akan diramaikan dengan artis dan budayawan di antaranya Iwan Fals, Slank, hingga Cherry Belle. Selain tokoh nasional, artis dan budayawan, sejumlah organisasi massa dan lembaga seperti LBH Jakarta dan Banser GP Anshor dikabarkan juga terlibat dalam aksi tersebut, walau banyak pihak seperti Banser sudah membantah klaim tersebut.

Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo mensinyalir jika kegiatan ini berupaya menandingi Aksi 411 Umat Islam yang menuntut penegakkan hukum atas Ahok dalam kasus Penistaan Al-Quran ini banyak mendapat hujatan karena justru seperti ingin memecah belah.

“O ya ….. Emangnya ahok itu simbol dari Bhinneka Tunggal Ika ya, lalu kami bukan? Yang bener aja loe !” protes Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo, Minggu (13/11/2016), melalui akun facebooknya,

Matan Kepala Staf Umum TNI ini mengajak semua pihak agar bersatu membereskan pokok masalahnya, yaitu penegakkan hukum pada Ahok atas sejumlah kasus.

“Udah ….. gak perlu buat tandingan, kita kompak saja bersanding untuk menuntut #ahok agar kasus korupsi, penistaan agama dan kasus penggusurannya bisa dijatuhi hukuman,” tegas mantan Pangdam Jaya/Jayakarta ini

(ts)