Alasan Mengapa Kita Harus Berikan Nama Terbaik untuk Anak

Nabi pun meneruskan, hanya empat nama tersebut yang dilarang dan tidak ada tambahan nama lainnya. Tidak hanya itu, Rasulullah SAW, seperti diriwayat kan dari Abu Hurairah RA, bersabda:

 إن أخنع اسم عند الله رجل تسمَّى ملك الأملاك. لا مالك إلا الله

 “Nama yang paling nista di sisi Allah adalah orang yang bernama Malikul Amlak (Maharaja).

 عن أبي شريح أنه كان يكنى أبا الحكم، فقال له النبي ﷺ: إن الله هو الحكم، وإليه الحكم. فقال: إن قومي إذا اختلفوا في شيء أتوني، فحكمت بينهم فرضي كلا الفريقين. فقال: ما أحسن هذا فما لك من الولد؟ قال: شريح ومسلم وعبدالله. قال: فمن أكبرهم؟ قلت: شريح. قال: فأنت أبو شريح

Rasulullah juga secara halus menegur seorang tokoh yang di juluki Abu Hakam. Dia memanggilnya dan bersabda kepadanya. “Sesungguhnya Dialah Allah al- Hakam dan hukum merujuk ke pada-Nya. Mengapa engkau dijuluki Abu Hakam?” Dia menjawab, “Jika kaumku berselisih terkait sesuatu maka mereka mendatangiku, lalu aku memutuskan perkara hukum di antara mereka dan kedua belah pihak menerima keputusanku.” Rasul berkata, “Ini sungguh bagus! Apakah engkau memiliki anak?” Dia berkata, aku memiliki anak bernama Syuraih, Abdullah, dan Muslim. “Siapa yang tertua di antara mereka?” tanya Rasulullah. “Syuraih,” jawabnya. Beliau pun bersabda, “Kalau begitu engkau Abu Syuraih.” Nabi pun mendoakannya dan anaknya (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كان في السُّوقِ، فقالَ رجلٌ: يا أبا القاسمِ، فَالتفَتَ إليه النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالَ الرَّجلُ: إِنَّه كان يَقصِدُ رجُلًا غيرَه، فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: «تَسَمَّوا بِاسْمي، ولا تَكنَّوا بِكُنيتي»

Dalam riwayat lain, Rasulullah menegur seseorang yang memanggil orang lain dengan julukan Abu Qasim. Padahal, Abu Qasim merupakan salah satu julukan dari Rasulullah. Saat Rasulullah menoleh, orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak bermaksud memanggilmu, akan tetapi aku hanya memanggil fulan.” Rasulullah bersabda, “Berilah nama dengan namaku, tetapi jangan menggunakan julukan dengan julukanku.”

قدم علينا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ، وليس منا رجلٌ، إلا وله اسمان، أو ثلاثةٌ . فجعل النبي صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يقول : يا فلانُ . فيقولون مهْ يا رسولَ اللهِ ! إنه يغضب من هذا الاسمِ، فأنزلت هذه الآيةُ:   وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ

Sebagai Muslim, kita juga di larang untuk memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Larangan tersebut turun setelah Rasulullah SAW menyapa seseorang, “Wahai fulan.” Kemudian para sahabat berkata, “Jangan demikian, wahai Rasulullah, sesungguhnya dia marah bila dipanggil dengan nama tersebut.” Kemudian turun ayat, “Dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman.” (QS al-Hujurat: 11). (rol)