Ketika Gay Peringatkan Eramuslim: “Awas Menular!”

Dalam pertemuan itu Fulan bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak asing lagi. Sebut saja namanya Mumu. Dia teman sekelas Fulan ketika masih duduk di bangku SMP. Mumu sekarang sudah menjadi tangan kanan Sang BigBoss. Makin lancarlah komunikasi dan sinergi antara Tim Inti dengan Tim Investor malam itu. Pertemuan itu ditutup dengan kesepakatan akan menggelar raker Weekend, Sabtu dan Minggu, di sebuah Vila di Puncak, Bogor.

Saat Weekend tiba, kami semua sudah berada di vila tersebut. Semuanya hadir. Raker yang seharusnya penuh dengan keseriusan, berubah dipenuhi canda tawa karena tingkah polah sebagian besar Tim Investor, di mana para lelaki-lelaki tegap dan sangat ganteng serta berpenampilan macho itu ternyata kebanyakan latah. Raker dipenuhi ketawa-ketiwi. Bahkan ada yang sengaja menjatuhkan ember dan langsung saja banyak dari mereka yang latah, “Embeer! Embeer!” dan sebagainya. Istilah-istilah yang banyak ada di Kamusnya Debby Sahertian pun bersliweran.

Malamnya, usai rapat dan makan besar, Tim Investor mengajak kami bercanda-canda. Tanpa risih, sesama jenis mereka menampakkan kemesraannya di depan Tim Inti yang terdiri dari sejumlah wartawan yang “masih normal”. Terus terang kami menjadi kikuk dan salah tingkah. Seorang teman berbisik, “Gila! Emang dikiranya kita cowok apaan?”

Dengan alasan mengantuk dan harus mempersiapkan bahan diskusi esok harinya, Fulan dan sebagian Tim Inti minta izin istirahat dan masuk ke dalam kamar yang sudah dipersiapkan dan menguncinya rapat-rapat!