100 Ribu Sisa Bom Israel Ancam Kehidupan Warga Libanon

Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Jan Egeland menyebut Israel tidak bermoral karena telah menggunakan bom cluster dalam serangannya ke Libanon selatan. Sekitar 90 persen bom-bom itu bahkan dijatuhkan sepanjang 72 jam terakhir, ketika Israel tahu akan ada resolusi.

"Yang mengejutkan dan sepenuhnya saya katakan tidak bermoral adalah, 90 persen dari bom cluster yang dijatuhkan terjadi selama 72 jam terakhir ketika kita tahu bahwa akan ada resolusi, ketika kita tahu konflik akan berakhir," ujar Egeland.

Menurutnya, sampai hari ini-pun, warga Libanon masih menghadapi bahaya karena banyak bom cluster yang dijatuhkan di sana belum meledak.

Egeland mengatakan, dari taksiran PBB hampir 85 persen wilayah di Libanon selatan yang dibombardir dan PBB sudah mengindentifikasi 359 lokasi berbeda yang dihujani bom cluster, yang kini masih terkontaminasi oleh 100 ribu bom cluster yang belum meledak.

Di Jenewa, Chris Clark, kepala Mine Action Service PBB di Libanon selatan mengatakan, sejak pertikaian berakhir tanggal 14 Agustus kemarin, masih ada warga Libanon yang jadi korban bom tersebut. Jumlahnya 59 orang, 13 di antaranya tewas.

Menurut Egeland, bom-bom itu kemungkinan dibuat di sejumlah tempat, termasuk di AS. Dan dari manapun bom itu dibuat, kata Egeland, pihak yang membuatnya pastilah sudah melakukan pembicaraan yang serius dengan Israel atas penggunaan bom tersebut.

"Saya harap AS mau membicarakannya dengan Israel tentang masalah ini. Karena masih ada 100 ribu bom yang berada di antara anak-anak, kaum perempuan, para penjaga toko dan para petani yang kemungkinan akan menginjak bom-bom tersebut. Dan ini sangat biadab," ujar Egeland.

Lebih lanjut ia mengatakan, sejauh ini dirinya sulit mendapatkan penjelasan dari pihak Israel atas penggunaan bom-bom itu. Tapi, untuk mengatasi persoalan ini, Egeland menyatakan akan meminta dana bantuan dalam konferensi tentang rekonstruksi Libanon di Stockholm hari ini, Kamis (31/8, untuk membiayai pembersihan ‘ranjau-ranjau darat’ tersebut.

PBB sudah meminta Israel untuk memberikan daftar lokasi yang menjadi target serangannya di Libanon. Daftar lokasi ini sangat penting untuk upaya pembersihan sisa-sisa bom Israel yang belum meledak. (ln/aljz)