20 Th Intifadhah Pertama (1987–1993), Buka Mata terhadap Korban Kejahatan Zionis

Tanggal 8 Desember 2007, adalah hari penting dalam rangkaian perjuangan pembebasan Palestina. Itulah hari meletusnya intifadhah pertama Palestina yang kemudian dilanjutkan dengan intifadhah demi intifadhah lainnya hingga hari ini. Ada banyak hal yang penting kita perhatikan, terkait meletusnya intifadhah pertama yang diarsitekturi oleh Syaikh Ahmad Yasin, rahimahullah itu. Antara lain adalah, dengan membuka mata terhadap aksi kejahatan dan kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina.

Harian Ad Dustour terbitan Yordania memaparkan data-data resmi yang dikeluarkan sejumlah pihak terkait korban rakyat Palestina di tangan berdarah Zionis Israel. Zionis Israel mengakui pihaknya telah melancarkan banyak sekali serangan terhadap rakyat Palestina sepanjang tahun-tahun pertama Intifadhah terhitung sejak tahun 1987 – 1993. Israel mengaku telah menggelar operasi militer harian, melakuan penangkapan, penghancuran rumah, perusakan aset Palestina termasuk perkebunan penduduk.

Di antara pembantaian berdarah yang dilakukan Israel adalah pembunuhan atas anak-anak, kaum wanita, dan kaum muda Palestina yang begitu banyak dalam hitungan hari ke hari. Israel melakukan pembantaian secara missal ataupun satu persatu. “Jumla korban Palestina yang meninggal akibat peluru

panas tentara Israel sepanjang intifadhah pertama adalah sekitar 2000 orang yang gugur, 120 ribu orang terluka, dan lebih dari 120 ribu orang ditangkap, selain kerugian yang mencapai milyaran dolar akibat penghancuran yang dilakukan Israel. ”

Dalam laporan Palestina juga disebutkan aa 455 orang yang gugur, 76. 455 orang terluka di Ghaza. Sedangkan laporan lainnya menyebutkan, bahwa aksi serangan Israel di Ghaza sejak tahun 1967 – 1987, telah menggugurkan 612 warga Palestina, di samping 75 ribu orang terluka dan sekitar 150 ribu orang terusir dari tanah lahirnya dan menjadi pengungsi di berbagai tempat.

Dalam laporan yang disebutkan oleh Markaz Ghaza Lil Huquq wal Qanun (Lembaga Pusat HAM dan UU Ghaza) disebutkan ada 70 ribu orang Palestina yang meninggal karena muntahan peluru karet Israel, dengan rincian sebagai berikut:

  • Tahun 1988, peluru karet membunuh 22. 256 orang Palestina.
  • Tahun 1989 dan 1990, peluru karet membunuh 17. 230 orang Palestina
  • Tahun 1991, peluru karet membunuh 9. 709 orang Palestina
  • Tahun 1992, peluru karet membunuh 5. 806 orang Palestina
  • Tahun 1993, peluru karet membunuh 4. 649 orang Palestina
  • Tahun 1994, peluru karet membunuh 1369 orang Palestina
  • Tahun 1995 dan 1996, peluru karet membunuh 2. 188 orang Palestina.

Informasi mengerikan dari seluruh angka-angka itu adalah terkait dengan jumlah korban meninggal anak-anak di bawah umur yang terbunuh akibat tembakan peluru karet Israel (baca: peluru gotri dari besi yang dilapisi karet tipis, jadi tetap mematikan). “Telah meninggal 277 anak Palestina, kebanyakan mereka meninggal akibat peluru tentara Israel. Sementara ada 23 orang di antara mereka meninggal akibat tembakan senjata imigran Israel yang memang telah dipersenjatai.

Menurut Organsiasi Solidaritas Internasional HAM terhadap Korban Palestina, tahun 2001 merupakan tahun paling berdarah sejak melutusnya intifadhah Palestina pertama tahun 1987. Di mana pada tahun itu, ada 615 orang meninggal langsung akibat tembakan tentara Israel. “Berbagai kasus yang terjadi sepajang tahun ini, melebihi dari tingkat para korban dan yang terluka sebelumnya. Di mana jumlah mereka yang terkena tembakan Israel adalah sekitar 30. 000 orang, yang mayoritasnya terkena tembakan di wilayah atas tubuhnya atau di sekitar kepala.

Ini berarti tembakan itu memang dilakukan secara terarah, bukan tembakan secara membabi buta ke sejumlah demonstran. ” Sementara, Pusat Batslem Israel yang juga merupakan salah satu lembaga HAM Israel menyebutkan, “Sekitar 79 orang Palestina sipil meninggal di tangan tim militer Israel sejak meletusnya intifadhah pertama dampai tahun 1992.

Data-data mengerikan yang tertuang dalam rangka peringatan 20 tahun intifadhah pertama Palestina, diambut oleh Hamas sebagai salah satu elemen perlawanan Palestina yang selama ini keras menentang penjajahan Israel. Hamas mengeluarkan beberapa poin pernyataan. Pertama, mereka menegaskan penghormatannya kepada semua pejuang, mereka yang sudah gugur, mereka yang terluka, para keluarga pejuang yang telah memberikan sumbangsih untuk mempertahankan hak dan prinsip Palestina di hadapan Israel. Kedua, Hamas menegaskan pihaknya takkan menyerahkan sejengkal tanahpun dari Palestina kepada penjajah, apapun bayarannya. “Kami akan menjadikan tubuh kami dan tulang belulang kami sebagai jembatan yang menyatakan tegas kepada seluruh umat Islam bagi kemerdekaan Palestina, dari kotoran penjajah Yahudi perampok, ” tulis pernyataan Hamas. Selain itu, Hamas juga menyampaikan

pihaknya akan terus membuka dialog demi terwujudnya persatuan nasional Palestina dalam menghadapi penjajah Israel. (M. Lili Nur Aulia, source: Iol/Palestine Information Center/Ad Dustour)