Amnesti Internasional Tuding Hizbullah Lakukan Kejahatan Perang

Lembaga Amnesti Internasional menuding kelompok Hizbullah Libanon lakukan tindak kejahatan perang dalam rentang peperangannya melawan Israel beberapa waktu lalu. Kejahatan perang tersebut, terkait dengan peluncuran roket-roket Katyusha oleh Hizbullah yang mengenai penduduk sipil.

Lembaga yang memperhatikan aspek HAM tersebut menyebutkan bahwa Hizbullah secara sengaja menargetkan kalangan masyarakat sipil dalam peperangannya melawan Israel dengan meluncurkan misil. Pelanggaran ini, menurut Lembaga tersebut merupakan pelanggaran berbahaya yang melukai undang-undang kemanusiaan internasional.

Masih menurut Lembaga Amnesti Internasional, seperempat dari 4.000-an rudal yang diluncurkan Hizbullah dalam peperangan 34 hari, dilontarkan langsung dari daerah hijau yang terlarang digunakan untuk perlawanan.

Eiren Khan, Sekjen Lembaga Amnesti Internasional mengatakan, “Lingkup serangan Hizbullah terhadap kota dan desa Israel serta tabiat senjata yang mereka gunakan, yang tidak membedakan sasaran serta pernyataan pemimpin Hizbullah menegaskan keinginan mereka untuk menargetkan penduduk sipil. Ini jelas sekali bahwa Hizbullah melawan perundangan perang internasional.”

Ia menambahkan, “Benar bahwa Israel juga melakukan kejahatan perang dengan pelanggaran yang mengerikan, tapi ini juga tidak menghapus pelanggaran yang dilakukan Hizbullah.”

Menurutnya, warga sipil sama sekali tidak boleh terlibat dan menjadi korban akibat perilaku tidak sesuai dengan undang-undang perang internasional, dan hal ini berlaku bagi kedua belah pihak.

Kecaman Lembaga Amnesti Internasional terhadap Hizbullah disampaikan dari kantor pusat mereka di London, setelah tiga minggu sebelumnya mereka mengajukan tudingan kepada Israel sebagai pelaku kejahatan perang serupa. Mereka memandang Israel dengan sengaja menghancurkan pasar, pedagang makanan, dengan bom dan rudal serta serangan udara. Israel juga menembak sejumlah mobil ambulan milik rumah sakit, menghancurkan gedung listrik, instalasi air, untuk memaksa orang pergi dari wilayah Selatan Libanon. Sesuai data yang diperoleh, sedikitnya 1.350 orang Libanon tewas dan mayoritas mereka adalah penduduk sipil. Sementara 150 orang Israel tewas, mayoritasnya adalah tentara Israel.

Sementara Pemimpin Hizbullah, Hasan Nasralah seperti dikutip surat kabar The Independent, dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa roket-roket yang dilontarkannya ke wilayah Israel adalah balasan atas serangan Israel yang terus menerus ke Libanon. (na-str/bbc/TI)