Ancaman Aksi-Aksi Kekerasan Bayangi Perayaan Hari Kemerdekaan Pakistan

Pakistan hari ini memperingati hari kemerdekaannya yang ke-60. Kemerdekaan Pakistan dirayakan di tengah keprihatinan akibat maraknya aksi-aksi kekerasan yang terjadi di negeri itu, sejak insiden Masjid Merah di Islamabad.

Kepolisian di Islamabad dan kota-kota lain mengungkapkan, pemerintah memperketat keamanan, melarang kembang api dan membatasi orang-orang yang berkumpul.

"Tahun ini, ancaman-ancamanya serius. Oleh sebab itu kami mengerahkan aparat kepolisian tanpa mengenakan seragam dan memasang kamera-kamera pemantau di tempat-tempat utama untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya insiden-insiden di kota-kota besar di Pakistan, " kata Aftab Cheema, kepala polisi Lahore.

Upacara resmi peringatakan kemerdekaan Pakistan dilaksanakan Selasa siang di empat provinsi di Pakistan, yaitu Karachi, Lahore, Quetta dan Peshawar, ditandai dengan pengibaran bendera dan letusan tembakan tanda penghormatan sebanyak 21 kali.

Sementara para kadet angkatan bersenjata Pakistan, menggelar upacara di Musoleum Quaid Azam Muhammad Ali Jinnah "Bapak Negara Pakistan" di Karachi.

Sejarah berdirinya negara Pakistan, berawal pada akhir masa kolonial Inggris pada tahun 1947. Pada saat itu, India dibagi-bagi ke dalam wilayah-wilayah Muslim, di sebelah Barat berdiri negara Pakistan dan di Timur berdiri negara Bangladesh.

Sekitar 10 juta orang melintasi perbatasan menuju Pakistan dan Bangladesh. Perpindahan itu merupakan imigrasi terbesar dalam sejarah, yang diwarnai kekerasan hingga menimbulkan korban tewas sekitar 500 ribu sampai satu juta orang.

Upacara peringatan berdirinya negara Pakistan dipimpin oleh Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz, dihadiri ratusan undangan mulai dari pejabat pemerintah sampai para pelajar.

Dalam pidatonya, Aziz menyatakan bahwa rakyat Pakistan harus berbangga diri karena saat ini Pakistan sudah memiliki program nuklir sendiri.

"Asset nuklir kita adalah simbol dari kedaulatan dan kehormatan bangsa ini. Pakistan selalu menunjukkan sikap persatuan dan solidaritas. Kita tidak akan pernah mentoleransi siapapun yang mencurigai program nuklir kita, " papar Aziz.

Ia juga menegaskan, pemerintah Pakistan tidak akan membiarkan kekuatan-kekuatan asing mengintervensi perbatasan-perbatasan negaranya. Pakistan juga akan selalu menghormati negara-negara tetangganya, termasuk India yang selama ini menjadi musuh bebuyutan Pakistan.

Dalam rangka perayaan hari kemerdekaannya, Pakistan memulangkan sekitar 134 tahanan warga negara India yang ditahan karena melintasi perbatasan secara ilegal. Begitu juga dengan India, akan memulangkan sejumlah tahanan asal Pakistan.

Sementara itu, Presiden Pakistan Pervez Msharraf dalam sambutannya meminta rakyat Pakistan untuk menolak segala bentuk ekstrimisme menjelang pemilu di negara itu.

"Saya meminta rakyat Pakistan untuk ikut serta dalam proses pemilihan umum dan menjadi instrumen dalam pembangunan negara, " kata Musharraf. (ln/aljz/Independent)