AS Sita Bukti Rekaman Insiden Berdarah di Nangarhar, Afghanistan

Pasukan AS berusaha menghilangkan bukti kebiadaban mereka dalam serangan yang menewaskan belasan warga sipil di Afghanistan, dengan merebut dan merusak rekaman video serta foto-foto yang diambil setelah peristiwa penembakan di provinsi Nangarhar.

Situs al-Jazeera yang berhasil mendapatkan rekaman video itu menyebutkan, rekaman tersebut memperlihatkan situasi kota Nangarhar beberapa saat setelah pasukan AS melepaskan tembakan membabi buta ke arah warga sipil, karena panik konvoi mereka diserang oleh sebuah bom mobil.

Dalam rekaman itu terlihat warga sipil yang syok, terluka dan mengangkat beberapa mayat yang menjadi korban penembakan itu.

Mengomentari bukti kebiadaban pasukannya itu, seperti biasa, militer AS membela diri. "Kami tidak melatih atau memerintahkan pasukan kami untuk menembak rakyat sipil yang tak bersenjata. Kami menyesal atas jatuhnya korban jiwa di kalangan warga sipil Afghanistan. Tapi pasukan koalisi diserang dan pasukan kami balas menembak ke posisi musuh" kata juru bicara pasukan koalisi AS, Letnan Kolonel David Accetta.

Accetta malah menuding bahwa kelompok ekstrimislah yang melakukan serangan di wilayah itu dan mereka tahu serangan itu akan menimbulkan korban jiwa.

Namun keterangan sejumlah saksi mata mengatakan, bahwa pelaku bom mobil melakukannya sendirian dan tidak ada kelompok ekstrimis seperti yang disebut AS. Tentara ASlah yang panik dan menembaki apa saja yang bergerak setelah serangan bom mobil itu.

"Tidak ada kelompok bersenjata, apa yang dikatakan AS bohong besar. Wilayah ini adalah wilayah yang damai, kami tidak punya senjata, " kata seorang saksi mata seperti dikutip al-Jazeera.

Seorang bocah lelaki menceritakan bagaimana kakeknya yang berusia 80 tahun menjadi korban insiden tersebut. "Sebuah bom meledak. Kakek saya ada di dalam mobil dan saat itu tentara AS menembak mobil kakek saya, " tuturnya.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai, menyatakan mengutuk kasus penembakan warga sipil yang dilakukan pasukan AS dan memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut.

Tapi, belum usai kemarahan warga Nangarhar, serangan serupa terulang. Pasukan NATO melakukan serangan udara yang menghancurkan sebuah rumah dan menewaskan sembilan warga sipil di utara kota Kabul. NATO beralasan, serangan itu dilakukan untuk membalas serangan terhadap basis mereka di Kapisa. (ln/aljz)