Menanggapi permintaan AS kepada pemerintah Yaman untuk menangkap dirinya, Syaikh Abdul Qadir Az-Zindani mengatakan bahwa sikap AS itu melecehkan independensi Yaman. "Ini melecehkan kemerdekaan Yaman. Sama dengan melukai penguasa Yaman. Kami adalah negara merdeka yang mempunyai pemimpin. Kami mampunyai undang-undang dan aturan sendiri, para hakim dan pengadilan sendiri," katanya.
Az-Zindani yang diwawancarai oleh reporter Al-Jazeera mengatakan, bahwa dirinya belum menerima pemberitahuan maupun surat resmi dari pemerintah terkait penangkapan dirinya. "Saya tidak dibertahukan tentang surat ini, apalagi ada pihak lain dari Menlu Yaman yang menampik keabsahan surat penangkapan itu. Isu ini adalah tanggung jawab yang menyebarkannya," jelas Az-Zindani.
Beberapa waktu lalu, situs september.net milik kementerian pertahanan ASA menukilkan informasi bahwa AS telah mengajukan surat permintaan secara resmi kepada pemerintah Yaman untuk menangkap Az-Zindani. Surat itu konon dikirim dalam kesempatan kunjungan penguasa Yaman ke Makkah Mukarramah sebagai utusan pertemuan puncak OKI pada Desember tahun lalu.
Sejak awal tahun 2004, nama Az-Zindani sudah dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS. Az-Zindani adalah tokoh cendekiawan Islam asal Yaman yang memilki sebuah perguruan tinggi bernama Al-Iman. Az-Zindani dimasukkan dalam daftar orang berbahaya yang dituding melakukan aktifitas teroris dan juga membiayai aksi teroris, serta termasuk dalam jaringan Organisasi Al-Qaidah pimpinan Usamah bin Laden. Namun tudingan itu hingga saat ini tidak berbukti.
Dalam sebuah wawancaranya dengan Al-Jazeera, ia pernah mengatakan, "Saya memandang masalah itu (tudingan teroris kepada dirinya) sama dengan pandangan dan tuduhan AS terhadap Irak bahwa Irak memiliki senjata penghancur masal. AS sudah terlalu banyak keliru menuduh berbagai negara, organisasi dan tokoh-tokoh Islam. Sampai barangkali dunia sudah sangat maklum bahwa Amerika memang pihak yang mengumbar tuduhan sesat, tidak terbukti dan bohong." (na-str/aljzr)
