Bankir Fakir Miskin Bangladesh Berniat Dirikan Partai Politik

Muhammad Yunus, Pendiri Bank Fakir Miskin di Bangladesh menyampaikan rencananya mendirikan partai politik pada pemilu legislatif mendatang. Muhammad Yunus yang juga disebut sebagai bapak orang miskin ini, pernah mendapat hadiah nobel perdamaian karena perjuangannya memperbaiki hidup jutaan orang miskin di negaranya.

Yunus dalam wawancaranya dengan reporter Kantor berita Prancis meminta masyarakat Bangladesh untuk mendukung dirinya. “Saya ingin dukungan kalian untuk membentuk partai politik ini. Karena saya bertekad agar partai ini mendapat tempat dalam pemilu mendatang, ” ujarnya. Yunus juga meminta rakyat untuk membantunya dengan menyampaikan banyak pendapat dan saran. “Saya menanti respon kalian dengan rencana yang saya sampaikan ini. Jika rakyat mengatakan “lanjutkan” maka saya akan benar-benar masuk dalam kendaraan politik dan mendirikan partai politik, ” jelasnya.

Menurut Yunus proses membangun "negara baru" menjadi target dan tujuan partai yang akan dibentuknya bila direstui rakyat Bangladesh. Ia menjelaskan bahwa kesejahteraan rakyat Bangladesh merupakan prioritas yang akan ia perjuangkan dalam lapangan politik praktis. “Jalur politik yang akan saya tempuh untuk membangun ‘negara baru’ dan membentuk orientasi baru dalam politik di dalam negeri, ” katanya menjelaskan.

Pemilu legislatif Bangladesh mulanya akan diselenggarakan pada 22 Januari mendatang. Namun waktu pemilu diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan, karena situasi dalam negeri yang tidak kondusif menjelang pemilu.

Sebelumnya, Aliansi partai politik pimpinan Liga Awami menolak ambil bagian dalam pemiliu. Liga Awami dan sekutunya menginginkan reformasi pemilu sebelum pemungutan suara dilakukan. Mereka menuduh pemerintah sementara yang bertanggungjawab menggelar pemilihan merekayasa proses pemilihan sehingga menguntungkan parta politik utama lain, Partai Nasionalis Bangladesh

Sebanyak 60 orang termasuk para mantan menteri dan aktifis politik, juga para buruh dari partai Nasional Bangladesh dan partai Liga Awami ditangkap. Mereka dituduh terlibat penyalahgunaan kekuasaan, hingga memunculkan reaksi dan kemarahan masyarakat di jantung kota Dakka dan sekitarnya. Kemarahan itu lalu memicu pembunuhan dan aksi penangkapan. Para pelaku demo menggunakan senjata, bom, dan batu, sementara pemerintah menggunakan gas air mata dan peluru karet. Akibatnya tak kurang dari 35 orang meninggal sia-sia dalam insiden tersebut.

Sekilas tentang Muhammad Yunus

Yunus lahir di suatu desa bernama Bahtua, Hathazari, Chittagong, Bangladesh. Muhammad Yunus adalah seorang bankir Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum.

Berawal dari bencana kelaparan yang menimpa Bangladesh pada tahun 1974, yang mengakibatkan kemiskinan di mana-mana. Yunus kemudian terjun langsung memerangi kemiskinan dengan cara memberikan pinjaman skala kecil kepada mereka yang sangat membutuhkannya. Ia yakin bahwa pinjaman tersebut dapat membuat perubahan yang besar terhadap kemampuan kaum miskin untuk bertahan hidup.

Tahun 1976, Yunus mendirikan Grameen Bank. Bank itu memberikan kredit kepada rakyat miskin di Bangladesh, terutama kaum perempuan, sehingga mereka mampu membangun usaha kecil tanpa jaminan. Sebagai bentuk komitmennya, modal pertama dikeluarkan Yunus dari kantongnya sendiri sebesar 27 dollar AS, yang digunakan sebagai modal bagi ibu-ibu pembuat keranjang bambu. Yunus yakin, orang miskin pun jika diberi akses kredit seperti yang diberikan kepada orang kaya, mereka pasti bisa mengelolanya dengan baik.

Nama Grameen sendiri diambil dari bahasa Bengali dan berarti Bank Desa. Saat ini, Bank Grameen memiliki 2. 226 cabang di 71. 371 desa dan telah menyalurkan pinjaman lebih dari tiga miliar dollar ke sekitar 2, 4 juta peminjam. Modal bank ini 94 persen dimiliki nasabah, yakni kaum miskin, dan sisanya dimiliki pemerintah.

Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem "kelompok solidaritas." Kelompok-kelompok ini mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama.

Bangladesh sendiri sebenarnya merupakan negara termiskin dan berada di jurang kekacauan sosial. Mantan dosen ekonomi Muhammad Yunus dinggap sebagai orang yang sangat banyak jasanya memperbaiki kesejahteraan kaum papa di Bangladesh. Ia mendirikan bank pinjaman lunak kepada kaum fakir miskin sampai mereka mampu mandiri dan bisa memperoleh kesempatan untuk bekerja lebih baik.

Setelah menerima hadiah nobel tahun 2006, Yunus menyampaikan ide-ide barunya untuk kemajuan Bangladesh. Antara lain didirikannya crisis center di berbagai tempat sebagai tempat pengobatan murah atau gratis bagi kaum fakir miskin. Ia juga mengusulkan teknologi informasi, proyek pembangunan tenaga listrik dan lain-lain. Ia juga yang kerap menyatakan, “Seandainya kefakiran itu berwujud manusia, pasti akan aku bunuh dia”, mengikuti perkataan Ali ra. (na-str/iol-indsr)