Berkeliaran di Lorong Rahasia, Hizbullah Gunakan Strategi Ala Viet Kong

Israel memutuskan untuk memperluas serangan daratnya di Libanon Selatan. Target mereka adalah menguasai dan membangun wilayah aman yang terisolir untuk pasukannya. Keputusan ini, berdasarkan asumsi petinggi militer dan politisi Israel, bahwa mereka telah berhasil membumihanguskan dua pertiga infrastruktur militer Hizbullah. Benarkah?

Para petinggi militer Israel mengklaim jika dua pertiga infrastruktur Hizbullah telah hancur, maka nyaris tak akan ada halangan berarti bagi pasukan artileri Israel untuk merangsek maju. Tidak akan ada perlawanan sengit seperti yang mereka rasakan saat pekan pertama dan kedua agresinya ke Libanon Selatan. Itu asumsi mereka. Tentara dan pemerintah Israel.

Berbeda jauh dengan pandangan para pengamat dan pakar militer Israel sendiri. Mereka memandang ketetapan memperluas serangan darat ini, berbahaya. Kemampuan Hizbullah untuk melangsungkan perlawanan terus menerus terhadap pasukan darat diduga masih akan terus berlangsung. Pejuang Hizbullah dikhawatirkan memang sengaja memancing Israel untuk melakukan strategi perang jalanan yang bisa memberi kerugian besar di pihak Israel, sebagaimana unit militer pilihan Golani yang takluk di hadapan pejuang Hizbullah.

Para pengamat berpandangan sebagaimana peperangan yang baru saja terjadi kemarin, Selasa (1/8), di selatan Libanon. Hizbullah mengumumkan pihaknya berhasil membunuh 3 pasukan Israel, sekaligus menghancurkan tank dan buldoser Israel dalam peperangan di Aena Syab. Hizbullah menafikan klaim Israel yang mengaku telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur militernya.

Perang darat yang terjadi di dua kota Maron Ras dan Bint Jbail, jelas menggambarkan keunggulan perlawanan Hizbullah. Hizbullah dengan taktik dan strategi mereka berhasil memberi kerugian besar di pihak Israel. Para pengamat menyimpulkan Hizbullah bersembunyi di lorong-lorong rahasia bawah tanah dan bisa muncul di lokasi tertentu untuk menyerang pasukan Israel. Lorong-lorong itu memang telah disiapkan sebelum peperangan. Strategi ini, menurut pengamat, mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh perlawanan rakyat Vietnam, yang disebut Viet Kong, saat mereka melawan tentara AS beberapa waktu lalu.

Mengomentari peperangan di Maron Ras, sejumlah media massa Israel melansir ketakjuban mereka atas kekuatan strategi milik Hizbullah, dan kesiapan mereka yang begitu maju untuk melakukan serangan secara cermat dan jitu. Padahal sebelumnya, Daan Halots, kepala angkatan darat Israel mengatakan bahwa seluruh benteng pertahanan pertama Hizbullah telah rata dengan tanah akibat serangan udara intensif pasukan Israel. Atas dasar asumsi itu, maka pasukan pilihan Golani, Gafatay dan Mazaleyn diterjunkan untuk menguasai Maron Ras, di pekan kedua agresi Israel.

Tapi secara tidak diduga, para pejuang Hizbullah muncul dari sejumlah lubang bawah tanah untuk melakukan serangan sengit dan segera menghilang. Inilah yang memberi kerugian pihak Israel. Pejuang Hizbullah bebas berkeliaran di dalam lorong-lorong itu. (na-str/iol)