Buntut Pembaptisan, Dipertanyakan Keseriusan Vatikan Dialog dengan Muslim

Pembaptisan yang dilakukan Paus Benediktus terhadap seorang Muslim Italia pada perayaan Paskah, Jumat (21/3) menuai kritik dari kalangan Muslim. Mereka mempertanyakan sikap Paus dan bagaimana sebenarnya pendekatan Vatikan terhadap Islam, karena peristiwa itu terjadi di tengah gencarnya upaya dialog antara Islam-Kristen, khususnya Vatikan sebagai pusat agama Katolik.

Tokoh dialog Muslim-Kristiani, Aref Ali Nayed menilai pembaptisan Paus terhadap Magdi Allam terkesan menjadi alat untuk menunjukkan "kemenangan" Vatikan. Apalagi Magdi Allam, Muslim Italia yang juga deputi direktur harian Corriere della Sera, dikenal sebagai tokoh yang kerap menjelek-jelekkan Islam. Ali Nayed mengatakan, Vatikan seharusnya menjauhkan diri dari orang seperti Allam yang melontarkan serangan terhadap Islam di harian yang dipimpinnya itu.

Ali Nayed, merupakan salah satu dari 200 tokoh Muslim yang meluncurkan forum dialog Muslim-Kristiani belum lama ini. Bulan Oktober kemarin, ia mengajukan proposal bertajuk "A Common Word" yang isinya mendorong dilakukannya dialog yang serius antara umat Islam dan umat Kristiani atas dasar persaudaraan dan nilai-nilai cinta pada Tuhan. Proposal ini mendapat sambutan positif dari kalangan Protestan, kecuali Gereja Katolik Roma yang terkesan enggan dan baru menyetujui proposal itu setelah penundaan beberapa lama.

"Secara keseluruhan… pembaptisan itu memprovokasi munculnya pertanyaan mendasar tentang motif, tujuan dan rencana para penasehat Paus terhadap Islam, " kata Ali Nayed yang juga menjabat sebagai direktur Royal Islamic Strategic Centre di Amman dalam pernyataannya.

"Meski demikian, kami tidak akan membiarkan episode yang tidak menguntungkan ini membuyarkan kerja kami untuk mewujudkan ‘A Common Word’, demi perdamaian dunia dan kemanusiaan, " sambung Nayed.

Kritik terhadap acara pembaptisan Paus terhadap Magdi Allam, juga mewarnai kolom komentar di sejumlah surat kabar di negara-negara Muslim. Para komentator di Aljazair dan Maroko menyuarakan pernyataan serupa dengan Ali Nayed. Mereka mengatakan, betul bahwa perpindahan agama yang dilakukan Allam adalah urusan pribadi tapi serangan-serangan yang dilakukan Allam terhadap Islam dan acara pembaptisannya yang menjadi berita utama di media massa, menimbulkan ketegangan hubungan antara Muslim dan pihak Gereja Katolik.

Komentator harian Attajdid yang terbit di Maroko, Muhammad Yatim menyatakan, pembaptisan yang dilakukan oleh Paus secara terang-terangan merupakan "provokasi baru terhadap dunia Islam dan bagian dari trend yang makin mengemuka beberapa tahun belakangan ini, setelah penerbitan karikatur Nabi Muhammad Saw.

Deputi Editor El Khabar-surat kabar yang terbit di Aljazair-Mahmud Belhimer berpendapat, pindah agama yang dilakukan Allam sebenarnya sesuatu yang normal-normal saja, seandainya seorang Allam bukan tokoh yang kerap melontarkan pernyataan anti-Islam.

Sementara harian Saudi al-Watan memuat berita pembaptisan Allam di halaman depan dan menyebut Allam sebagai orang "yang bekerja tanpa lelah untuk menyerang Islam" dan dekat dengan kelompok-kelompok pro-Israel. (ln/al-arby)