Punya Hak-kah Menilai ?, Paus Francis : Negara Islam Telah Menyimpang dari Islam

Pope Francis addresses during a meeting with Gormez, head of Turkey's Religious Affairs Directorate in AnkaraKunjungan pertamanya ke Turki sebagai Paus, Paus Francis menegaskan bahwa kekuatan militer sangat dibenarkan untuk menghentikan Negara Islam di Irak dan Suriah , dan ia mendesak para pemimpin Muslim untuk ikut serta mengutuk negara Islam .

Sebagai bagian dari kunjungan dimaksudkan untuk memperkuat hubungan antar agama, Francis menyerukan pemimpin politik dan agama Turki turut mengecam Negara Islam , Associated Press melaporkan.

Dia juga menyerukan dialog yang lebih luas antara Kristen, Muslim dan orang-orang dari semua agama untuk akhiri fundamentalisme.

Paus Francis juga mengutuk “aksi kekerasan barbar” oleh IS terhadap orang Kristen, Yazidi dan minoritas agama lain dan perusakan tempat ibadah mereka.

Kunjungan tiga harinya  pada saat yang sensitif bagi Turki dalam menanggapi bujukan AS agar Turki lebih banyak terlibat dengan koalisi internasional melawan para Negara Islam.

Turki dituduh membiarkan para Mujahidin IS untuk memasuki Suriah dari wilayahnya dengan harapan bahwa itu akan mempercepat kejatuhan Assad .

“Mereka (Negara Islam) telah  menyimpang jauh dari pesan Islam – yang merupakan panggilan untuk perdamaian – dan mereka (negara Islam)  menyebarkan kekerasan dan kekejaman sebagai pemberontakan terhadap Tuhan ,” kata Paus Francis menilai tentang Islam dan Negara Islam .

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia mengeluhkan  tentang meningkatnya Islamofobia di Barat, dengan itu ada respon Muslim yang akan menjadi bahan bakar dukungan atas  IS di Timur Tengah dan Boko Haram di Afrika.

“Mereka yang merasa dikalahkan, bersalah, tertindas dan ditinggalkan … bisa menjadi ladang terbuka untuk dieksploitasi oleh organisasi teror,” kata Erdogan.

Erdogan mengatakan dia berharap kunjungan Paus Francis ‘akan memperkuat hubungan antara Kristen dan Muslim. Tapi kunjungan Paus ini ternyata tidak dipedulikan sebagian besar masyarakat Turki, karena 99 persen rakyatnya  adalah Muslim.

“Saya tidak tahu apa yang dilakukan pemimpin Katolik di negara Muslim,” kata Akay Incebacak, seorang penduduk Istanbul menjelang sholat Jumat di Masjid Sisli. “Kita perlu mendiskusikan apakah bila ada pemimpin agama kami dipersilakan dengan baik bila  bertemu di negara yang bukan Muslim dengan respon  rasa hormat ?”

Paus disambut di Ankara  oleh  pejabat Turki sebelum menuju ke makam pendiri Republik sekuler Turki itu, Mustafa Kemal Ataturk, di mana ia meletakkan karangan bunga.

“Harapan saya adalah bahwa Turki, yang merupakan jembatan alami antara dua benua, bukan hanya titik persimpangan, tapi sebagai titik yang sama bagi  warganya untuk miliki semua budaya, etnis dan agama dan dapat hidup bersama dalam dialog,” Francis menulis dalam buku tamu di makam.

Dalam kunjungan tiga hari Paus  Francis berkesempatan untuk menjangkau komunitas Kristen kecil Turki – kurang dari 1 persen dari rakyat Turki  – dan mengunjungi  pemimpin spiritual Kristen Ortodoks di dunia, Patriark Ekumenis Bartolomeus I.

Francis akan tur pada situs yang paling mengesankan di Istanbul, Haghia Sofia – gereja yang berubah menjadi masjid , kemudian menjadi  museum dan direncanakan oleh pemerintahan Turki sekarang menjadi Mesjid kembali.(Arby/Dz)