Geliat Dakwah Muslim Jepang di Hamamatsu

Hari beranjak malam, hujan di luar masjid terlihat masih deras. Udara terasa dingin. Namun di dalam ruangan Islamic Center Hamamatsu, suasana terasa hangat. Sekitar 50 orang lebih muslim Jepang, Indonesia, Malaysia berkumpul untuk mengikuti acara Workshop Dakwah

Orang Jepang. Kegiatan ini di selenggarakan atas kerjasama Japan Muslim Association dan Hamamatsu Mosque Project sejak tanggal 4, 5 dan 6 Mei 2007. Acara ini diisi oleh beberapa pembicara antara lain kandidat doktor Ooki Hirofumi Adil, Dosen Agama Islam dari Japan
Muslim Assosiation. Beliau memiliki spesialisasi ilmu di bidang hadits dan dakwah. Pemateri lainnya adalah Dr. Ratno Nuryadi dari Shizuoka University, Ustadz Zaelani, Lc dari Tokyo dan Dr. Irwandi, seorang peneliti zat halal dalam makanan dari Tokyo University yang pernah mendapat penghargaan atas penelitiannya tersebut. Ulasan materi dibawakan dalam bahasa Jepang dan Indonesia.

Antusiasme Muslim Jjepang untuk mengikuti acara workshop ini cukup besar. Selama tiga hari pelaksanaan workshop ini, banyak Muslim Jepang yang hadir. Pertanyaan dan diskusi selama acara tersebut berkisar pada aktualisasi pelaksanaan ibadah sehari-hari di lingkungan kerja, pergaulan dan keluarga.

Dalam diskusi yang materinya disampaikan Ustadz Ooki Hirofumi Adil, dipandu oleh moderator acara Hayashi Yasushi Ikhwan, dibahas mengenai dakwah Islam dan usaha-usaha yang efektif dalam berdakwah kepada orang Jepang pada umumnya. Dakwah Islam di sini bukan saja untuk menarik mereka agar tertarik mengikuti ajaran Islam, tapi juga untuk memberikan informasi yang sebenarnya tentang Islam sehingga citra Islam menjadi lebih baik di mata masyarakat Jepang. Bahasan ini menjadi begitu menarik karena disampaikan oleh seorang Muslim Jepang yang telah memiliki banyak pengetahuan dan pemahamanyangsangat baik tentang ajaran Islam, sehingga ulasan yang di berikan merupakan sudut pandang dari sisi orang Jepang.

Ustadz Ooki memaparkan bahwa dakwah menyebarkan syiar ajaran Islam adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Penyampaian pesan risalah Islam ini bukan hanya melalui forum dialog saja, tapi yang lebih penting adalah bagaimana agar setiap Muslim menampilkan sosok Muslim yang baik, sesuai tuntunan Al-qur’an dan hadist Rasulullah Saw. Menjadikan diri sebagai pribadi yang Islami atau syakhsiyah Islamiyah adalah salah satu pintu utama dalam berdakwah bagi masyarakat Jepang.

Beberapa metode dakwah kepada masyarakat Jepang, antara lain bisa melalui pernikahan dan pertemanan. Selama ini, pendekatan secara individu dirasakan cukup efektif dalam mengubah pola pandang orang Jepang terhadap Islam dan menambah ketertarikan mereka untuk mempelajari lebih jauh tentang Islam. Terkait hal ini, Ustadz Ooki memaparkan perjalanan dakwah Rasulullah Saw dan hadits-hadits yang menceritakan hal tersebut.

Setelah Ustadz Ooki, Ustadz Zaelani, Lc menyampaikan materi tentang ciri-ciri orang beriman dan pentingnya penguatan aqidah Islamiyah. Materi ini memancing diskusi seputar masalah utama bagi orang Jepang dalam menyakini kebenaran Islam, di mana mereka masih sulit memahami keberadaan Allah SWT dan memercayai adanya akhirat. Hal ini disebabkan pola pendidikan dan pola pikir yang ditanamkan sejak kecil kepada setiap orang Jepang oleh lingkungannya bahwa tuhan itu tidak ada, mereka lebih meyakini adanya dewa-dewa dan kematian adalah akhir dari segalanya.

Makanan Halal dan Kemajuan Teknologi

Workshop yang berlangsung selama tiga hari kemarin, juga membahas tentang makanan halal. Dr.Irwandi memaparkan penelitian beliau seputar makanan dan zat kandungan kimiawi haram dalam makanan. Irwandi juga mengemukakan dalil fikih mengenai hukum halal haram menurut Syeikh Yusuf Qardhawi.

Ia menyatakan, sebab hukum segala sesuatu pada dasarnya halal, sebagaimana kaidah fiqih menyebutkan: al- ashlu fil asy-ya’i al-ibahah, selama kita tidak melihat secara fisik adanya indikasi keharaman atau kenajisan, atau belum dibuktikan lewat pengujian ilmiah secara langsung. Materi ini dirasaan perlu karena banyak zat-zat haram pada makanan dan minuman di Jepang.

Diterangkan pula beberapa zat makanan yang selama ini banyak mengundang keresahan Muslim di Jepang seperti shortening, emulsioner, dan zat kimiawi lainnya. Dalam diskusi mengenai makanan ini, Ustadz Ooki juga memberikan penjelasan tambahan tentang kandungan makanan dan bagaimana masyarakat Muslim harus menyikapinya.

Selain itu, dibahas pula mengenai hubungan teknologi ilmu pengetahuan dengan dakwah Islam yang di ulas oleh Dr Ratno Nuryadi. Dalam materi ini dipaparkan bagaimana pengaruh ilmu pengetahuan dalam ekspansi dakwah Islam. Ia menyontohkan peristiwa masuk Islamnya tokoh ilmu pengetahuan Barat setelah mereka menemukan hal-hal yang terjadi di alam raya ini dan semua kenyataan ilmiah ini tertulis dalam Al-Qur an.

Dr Ratno juga mengatakan bahwa kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari Islam, menyebarkan misi dakwah ajaran Islam dan memberikan andil besar dalam menyosialisasikan wajah Islamyangsebenarnya.

Acara workshop dimeriahkan pula oleh pentas anak-anak Muslim berupa drama kisah hijrahnya Rasulullah Saw dan pembacaan hapalan surat Al- Qur’an. Peserta juga diajak untuk menyanyikan nasyid Raihan berjudul Ya, Rasulullah dan Syukur.

Makan siang pun berlangsung hangat, karena acara makan bersama dilakukan dengan cara makan dari satu nampan/wadah besar. Hal yang sangat jarang bagi kebiasaan orang jepang, namun ternyata bisa melahirkan suasana hangat kekeluargaanyangkental.

Pelaksanaan workshop dakwah masyarakat Jepang ini berjalan dengan lancar dan para peserta pun terlihat puas dengan kegiatan ini. Selain mendapatkan materi-materi yang menarik, juga memberikan pencerahan dan suasana kekeluargaan yang hangat antar
peserta dan menjadikan satu kenangan yang indah tentang persaudaraan dalam Islam di Hamamatsu. (Ervin Hidayati Tholib/Jepang)