Hamas: Mesir Akan Umumkan Gencatan Senjata Dalam Dua Hari Ini

Kepala Biro Politik Hamas Dr. Mousa Abu Marzuk menyatakan bahwa Hamas dan Israel sudah mencapai kesepakatan gencatan senjata dan Israel akan segera mencabut blokadenya terhadap Jalur Gaza.

Abu Marzuk, usai melakukan pembicaraan dengan Kepala Intelejen Israel Omar Suleiman di Kairo, Mesir mengatakan bahwa Mesir akan mengumumkan gencatan senjata selama 18 bulan antara Hamas dan Israel dalam waktu dua hari mendatang.

Abu Marzuk menegaskan bahwa kesepakatan itu hanya menyangkut pencabutan blokade Israel di Gaza dan tidak termasuk pembebasan Gilad Shalit, prajurit Israel yang tertangkap dan ditawan pejuang Palestina di Gaza sejak tahun 2006.

Menurut Abu Marzuk, persoalan Shalit akan diselesaikan lewat negosiasi terpisah dan mensyaratkan pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel sebagai kompensasi pembebasan Shalit. Jika Israel menyetujui syarat Hamas, pertukaran tahanan akan dilakukan.

Hal tersebut juga disampaikan pimpinan Hamas lainnya, Khaled Misyaal. Ia mengatakan bahwa Hamas menolak memasukkan pembebasan Shalit dalam kesepakatan gencatan senjata dan penolakan itu sudah disampaikan ke pihak Mesir yang selama ini memediasi negosiasi antara Hamas-Israel.

"Sampai saat ini, belum ada kesepakatan terkait Shalit. Israel memang berusaha untuk mencampuradukkan persoalan dan mengkaitkan nasib prajuritanya itu dengan janji pencabutan blokade di Gaza," tukas Misyaal dalam siaran televisi Libya.

Sementara itu, tokoh tahanan Palestina Na’el Al-Barghouthi membuat pernyataan yang disebarkan ke seluruh tahanan Palestina di penjara-penjaradan mantan tahanan. Dalam suratnya Al-Barghouthi menyampaikan aspirasi para tahanan Palestina yang menolak isu pembebasan Gilad Shalit dimasukkan dalam kesepakatan untuk mencabut blokade Israel di Gaza.

Ia menyerukan pada seluruh faksi perjuangan di Palestina agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh tekanan negara-negara Arab atau Israel yang berusaha mengabaikan dan menghapus isu pembebasan para tahanan Palestina. Al-Barghouthi juga menegaskan bahwa para tahanan siap hidup di penjara sepanjang sisa umur mereka asalkan isu pembebasan Gilad Shalit tidak dimasukkan ke dalam kesepakatan untuk mencabut blokade di Gaza. (ln/PIC/prtv)