“Hizbullah… Hizbullah… ” di Lapangan Sepak Bola Paris

“Hizbullah… Hizbullah…” kata-kata itu seperti menggema diteriakkan ribuan orang. Bukan di Libanon. Tapi di Paris. Tepatnya di gelanggang sepak bola di saat pertandingan sepak bola di mana kesebelasan Israel berlaga. Kata-kata “Hizbullah” itu diteriakkan untuk melemahkan mental para pemain Zionis Israel yang ikut dalam piala Eropa.

Para pendukung sepak bola Eropa, bukan hanya memunculkan yel yel baru “Hizbullah”. Mereka bahkan ikut membawa sejumlah bendera organisasi perlawanan Libanon Selatan yang menang saat perang melawan militer Israel beberapa bulan lalu. Bahkan, bendera Palestina pun berkibar di stadion Parc des Princes.

Dalam satu pekan ini, teriakan teriakan “Hizbullah” sudah terjadi dua kali dalam pertandingan penyisihan piala Eropa 2008 di lapangan bola di Paris saat kesebelasan Paris Saint-Germain FC melawan Hapoel Tel Aviv. Pertandingan itu pun diwarnai kericuhan dan kekerasan antara pendukung kesebelasan Paris terhadap sejumlah pendukung kesebelasan Israel. Insiden kekerasan terjadi pasca PSG takluk 2-4 dari klub Israel Hapoel Tel Aviv. Dalam bentrokan itu seorang polisi menewaskan seorang suporter dan melukai lainnya. Saat itu, polisi mendapat serangan dengan nada rasis. Beberapa saksi mata mengatakan polisi berkulit hitam mulai menembakan senjatanya saat sekelompok fans PSG menyerang pendukung Tel Aviv berdarah Yahudi di luar stadion Parc des Princes Paris.

Syiar “Hizbullah” juga digunakan di lapangan Livorno di Italia dalam pertandingan antara Livorno dan Maccabi asal Haiva Israel, 29 September lalu. Organisasi Eropa Palestina menyebutkan bahwa para pendukung Itali mengibarkan bendera Hizbullah dan meneriakkan Hizbullah, dalam pertandingan melawan kesebelasan asal Israel. Koran Italia menyebutkan, “Pendukung Italia dan pecandu sepak bola asal Arab tidak ragu ragu berteriak “Hizbullah” untuk memunculkan ketakutan para pemain Israel. Setiap pemain Israel melakukan serangan teriakan itupun bergema di stadion. Sebagian pendukung lainnya, juga tidak ragu-ragu mengibarkan bendera Hizbullah, Palestina dan Libanon.”

Eksave (28) salah satu pendukung kesebelasan Paris mengatakan, “Yel yel itu mulai muncul ketika salah seorang pemain Perancis asal Maroko selalu mengibarkan bendera Hizbullah kecil dengan meneriakkan Hizbullah Hizbullah.. yang kemudian diikuti orang-orang… “

Hizbullah bagi sebagian masyarakat Perancis, menjadi fenomenal setelah kegagalan perang Israel atas Libanon. Hampir semua pengamat menyatakan Israel takluk di hadapan Hizbullah. Begitupun Palestina, yang dianggap masyarakat Perancis sebagai kekuatan yang mampu mengalahkan arogansi Israel.

Kesebelasan asal Israel mulai ikut dalam piala Eropa sejak tahun 1967, setelah sebelumnya Israel ditolak terlibat dalam pertandingan Uni Asia di tahun yang sama, akibat perang yang dilancarkan Israel untuk menduduki wilayah Palestina. Setelah ditolak di Uni Asia, FIFA mengadopsi Israel untuk ikut dalam pertandingan sepak bola di Eropa. Begitupun UEFA, merangkul Israel untuk turut dalam pertandingan di Uni Eropa. (na-str/iol)