IAEA Tuding Iran Tak Mau Kerjasama, Iran Membantah

Kepala Deputi Badan Energi Atom Iran Muhammad Saeedi menolak pernyataan International Atomic Energy Agency (IAEA) yang mengatakan bahwa Irak tidak mau bekerjasama dengan para pemeriksa dari IAEA yang ingin mendapatkan jaminan bahwa program nuklir Iran memang untuk keperluan damai.

"Tidak ada kendala dalam pemeriksaan legal dan sah menurut hukum yang dilakukan IAEA terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran, " tukas Saeedi.

Dalam laporannya, Badan Energi Atom Internasional mengatakan bahwa Iran tidak menghentikan aktivitas pengayaannya dan tetap menolak permintaan IAEA agar Negara Para Mullah itu menghentikan aktivitas pengembangan nuklirnya. Iran juga dinyatakan tidak menunjukkan sikap kerjasama pada IAEA yang ingin memastikan bahwa program nuklir Iran memang untuk tujuan damai.

Dengan hasil laporan itu, Iran terancam kembali dikenai sanksi, setelah sanksi pertama yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB pada bulan Desember lalu.

AS yang selama ini paling berambisi untuk mengakhiri program nuklir Iran mendesak Iran untuk berhenti menentang permintaan PBB agar Iran menghentikan aktivitas nuklir yang sensitif. AS juga menyatakan akan terus menggalang kekuatan dengan sekutu-sekutunya untuk mengambil "langkah selanjutnya.."

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Gordon Johndroe bahkan menilai hasil penilaian IAEA adalah daftar "tindakan buruk" Iran yang terus menentang komunitas internasional. Johndroe juga mengecam para pemimpin Iran yang disebutnya hanya membuat rakyat Iran makin terisolasi.

Menurut laporan IAEA, pengayaan uranium Iran sudah "mencapai lebih dari 4, 8 persen U-235" cukup untuk menjadi bahan bakar, tapi masih jauh dari batas 90 persen pengayaan yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.

IAEA akan melakukan pertemuan pada bulan Juni mendatang untuk membahas hasil laporan tersebut. Setelah itu, IAEA akan menggelar pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, militer AS mengerahkan kapal-kapal perangnya ke perairan Teluk, Rabu (23/5), dengan dalih latihan gelar pasukan. Namun menurut analis masalah-masalah kawasan Teluk Mustafa Alani, pengerahan pasukan perang itu merupakan "pesan yang jelas untuk Iran bahwa Washington punya pilihan untuk melakukan tindakan militer. "

Sekutu AS, Inggris menyatakan akan melakukan konsultasi dengan sekutu-sekutu lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya. "Kami meyakini penghentian pengayaan nuklir Iran secara penuh adalah satu-satunya langkah yang bisa diterima untuk membangun kepercayaan sebagai awal untuk melakukan pembicaraan formal, " demikian juru bicara kementerian luar negeri Inggris. (ln/aljz)