Israel Serius Ingin Tukar Tawanan dengan Hizbullah

Israel serius menyatakan keinginannya untuk berunding dengan Hizbullah Libanon, guna membahas pertukaran tawanan terkait pembebasan dua tentara Israel yang hingga kini masih ditawan Hizbullah. Tertawannya dua orang serdadu Israel itulah yang pada musim panas 2006 lalu, memicu serangan militer Israel ke Libanon.

Dalam pernyataan yang disampaikan dari PM Israel Ehud Olmert, disebutkan bahwa Israel memang menghendaki pertukaran tawanan dengan Hizbullah. Dalam hal itu, disebutkan pula bahwa Israel bersedia memberikan dua jenazah pejuang Hizbullah yang terbunuh dalam peperangan beberapa waktu lalu. Juga tentang pembebasan satu orang pasukan Hizbullah yang sebenarnya saat ini tengah mengalami gangguan kesehatan serius di penjara Israel. “Hizbullah diminta untuk mengembalikan jenazah warga Israel Jabarial Dahwet yang tewas karena sakit tapi kemudian jenazahnya dilarikan ke pantai Libanon, ” demikian bunyi salah satu pernyataan Israel. Dalam konteks ini, dalam konfrensi persnya, Hizbullah menegaskan akan memberikan informasi tentang Rown Arad, pilot Israel yang hilang sejak sekitar 20 tahun silam di Libanon.

Dua orang tawanan Hizbullah di tangan Israel, dengan mediator Palang Merah Intenasional, kini diberitakan telah juga dibawa ke perbatasan Nakura, yang merupakan perbatasan antaa Libanon dan Israel. Tawanan itu, bernama Hasan Naem (50) yang diduga ditangkap Israel pada perang 2006. Sementara jenazah warga Israel asal Ethiopia yang hilang di Haifa tahun 2005, kini juga mulai diseberangkan melalui perairan Libanon.

Menurut Israel, upaya tukar menukar tawanan telah merencanakan tahap selanjutnya dalam bentuk dialog berkelanjutan dengan perantara PBB hingga dua orang serdadu Israel yang ditawan Hizbullah bisa dikembalikan kepada Israel. Menanggapi hal ini, Hizbullah mengatakan, bahwa upaya tukar menukar tawanan dilakukan beriringan dengan momentum idul fitri. “Ini merupakan ungkapan niat baik antara kedua belah pihak. Sejumlah gagasan dengan moda niat baik akan membuahkan perkembangan untuk menuntaskan seluruh permasalahan terkait tawanan, ” ujar Hizbullah.

Seperti diberitakan Hizbullah berhasil menawan dua serdadu Israel Ehud Goldfaser, dan Gilad Shalid pada 12 Juli 2006. Penawanan dua serdadu Israel itu lalu memicu operasi militer Israel terhadap Libanon lebih dari satu bulan lamanya dan memaka korban jiwa serta materil kedua belah pihak yang cukup banyak. Hasan Nashrullah, sekjen Hizbullah, menegaskan pihaknya takkan menyerahkan dua tawanan Israel itu tanpa kompensasi pertukaran tawanan Hizbullah. (na-str/iol)