Madeleine Albright Kritik Pedas Bush Terkait Perang Irak


Kekerasan dan kepiluan yang terjadi susul menyusul di Irak akhirnya mendorong mantan tokoh AS untuk angkat bicara. Adalah Mantan Menlu AS Madeleine Albright, tak tahan menyembunyikan keresahannya terhadap pilihan politik luar negeri yang dilakukan George Bush di Irak. Ia pun mengkritik keras Bush dengan ungkapan, “Perang Amerika di Irak telah memperlebar gab antara dunia Islam dan Amerika, meniupkan semangat baru bagi kehidupan jaringan sel Al-Qaidah. ”

Menurut Albright yang pernah bertugas sebagai Menlu AS pada tahun… itu juga menyatakan, “Saya yakin bahwa perang Irak saat ini akan tercatat dalam sejarah politik luar negeri AS sebagai bencana terbesar. Sebabnya, akibat yang dimunculkan perang Irak terhadap kemanusiaan tidak pernah terduga sama sekali. ” Albright juga memandang bahwa Bush terlalu memaksakan kebijakannya pascatragedi 11 September dengan menyerang Irak. “Sepertinya Amerika punya hubungan khusus dengan Tuhan, dan orang lain tidak. Amerikalah yang memimpin kekuatan kebaikan melawan kekuatan buruk. Lalu ketika Presiden Shaddam ditangkap, Bush menyatakan bahwa AS telah melakukan apa yang dikehendaki Tuhan untuk mengembalikan kemerdekaan bagi bangsa Irak. Cukup sudah berdalih dengan masalah agama dalam segala hal. Bush bahkan berkata pada para pendukungnya di gereja Injil setelah ia menang dalam pemilu Presiden: “Saya yakin bahwa Tuhan menginginkan saya menjadi Presiden. ”

Albright rupanya juga ‘gemas’ dengan tindakan Bush yang selalu mengkaitkan Tuhan dalam setiap tindakannya. Maka, ia pun mengatakan, “Tidak penting menanamkan pikiran bahwa Tuhan ada di pihakmu atau tidak terhadap apa yang engkau tetapkan. Yang penting adalah apa yang engkau terapkan di Irak itu melawan Tuhan. ” Bahkan menurut Albright, apa yang dilakukan Bush itu justru mempercepat kehancuran dunia dan mempercepat datangnya Al-Masih.

Albright lalu meminta agar AS melanjutkan dukungan yang real terhadap reformasi demokrasi di Timur Tengah, dengan tanpa mengabaikan kalangan Islamis yang juga terlibat dalam proses demokrasi di negara mereka.

Beberapa waktu lalu Albright mengeluarkan sebuah buku berjudul "The Might and the Almighty" Dalam buku itu Albright menguraikan pengaruh agama dalam paradigma Amerika dan juga kaitannya dengan pilihan politik luar negeri AS. “Bagaimana agama agar menjadi motifasi yang kuat mewujudkan kemerdekaan dan toleransi. Bukan dengan kekerasan dan terorisme, ” tulisnya dalam buku itu.