Malaysia Kini Miliki Space Center, yang Pertama di Asia Tenggara

Negeri Jiran Malaysia boleh berbangga hati, karena menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki Space Center atau pusat kendali ruang angkasa.

Malaysia Space Center diresmikan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi, Rabu (4/10). Pembangunan space center ini merupakan tonggak sejarah yang penting bagi Malaysia, untuk bisa menyaksikan astronot pertamanya yang akan dikirim ke luar angkasa tahun depan.

"Malaysia Space Center merupakan infrastruktur yang penting dan strategis yang akan bermanfaat bagi pengembangan teknologi angkasa luar negara Malaysia," kata Abdullah Badawi seperti dilaporkan kantor berita Bernama.

Space Center ini berdiri di tanah seluas 162 hektar di luar kota Kuala Lumpur, ibukota Malaysia. Tempat itu dipilih karena letak geografisnya yang datar dan tingkat gangguan gelombang radionya minimal. Di Space Center tersebut terdapat dua antena komunikasi yang mengoperasikan satelit RAZAKSAT. Satelit ini biasa digunakan untuk menyediakan gambar-gambar bagi keperluan pemetaan dan pemantauan lingkungan.

Abdullah menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk meningkatkan riset dan inovasi di bidang angkasa luar.

"Peningkatan dan penguasaan ilmu pengetahuan sangat penting, khususnya ilmu pengetahuan strategis seperti ilmu dan teknologi ruang angkasa. Agar bisa bersaing dengan negara-negara maju, kita perlu menguasai bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk tekonologi angkasa luar," paparnya.

Abdullah menambahkan, pembangunan space center ini bisa memacu perekonomian lewat kegiatan-kegiatan yang terkait dengan ruang angkasa di negara-negara Muslim.

Kembangkan Riset dan Tekonologi Ruang Angkasa

Sejak tahun 1970, kata Abdullah, Malaysia telah banyak mendapatkan manfaat dari teknologi ruang angkasa, termasuk teknologi satelit komunikasi yang memberikan fasilitas untuk berhubungan dan menerima informasi dari seluruh dunia, serta untuk keperluan keamanan dan pertahanan negara.

Malaysia Space Center memiliki ‘fasilitas pengontrol misi’ ruang angkasa yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan astronot pertama Malaysia. Seperti diketahui, 4 September lalu, Malaysia mengumumkan dua calon astronot pertamanya yang akan mengorbit ke angkasa luar dengan pesawat Soyuz milik Rusia pada September 2007.

Dua calon astronot pertama Malaysia itu adalah dokter Syeikh Muszaphar dan dokter gigi kemiliteran Faiz Khaleed.

Dalam peresmian space center kemarin, Abdullah sempat mengadakan tele konferensi dengan kedua calon astronot Malaysia yang kini sedang menjalani satu tahun latihan di Rusia.

Tahun 2020, target Malaysia adalah bisa mengirimkan astronot pertamanya ke bulan. Dan untuk mendukung riset di bidang ruang angkasa, Malaysia juga akan membangun Observatori di Langkawi yang akan dilengkapi dengan robot teleskop dan bisa memungkinkan orang melihat ruang angkasa melalui internet. (ln/iol)