Masuki Ramadhan, Muslim Ghaza Jual Tanah untuk Bantu Faqir Miskin

Geliat menyambut bulan suci Ramadhan Muslim Ghaza di Palestina barangkali berbeda dengan situasi di negara lain. Mereka kini tengah mengumpulkan dana takaful untuk menutupi kebutuhan sesama mereka di bulan Ramadhan. Mereka menganggap tahun ini merupakan tahun paling buruk dan sulit dialami kaum Muslimin di bulan Ramadhan, akibat blokade Israel yang semakin ketat atas mereka.

Ide menggelar takaful ijtima’l atau jaminan sosial ini semakin kuat dimunculkan terkait datangnya bulan Ramadhan 1427 yang tinggal dalam hitungan hari. Kini, tidak sedikit orang Palestina yang telah menjual tanahnya untuk kemudian rencananya, sebagian hasilnya dibagi-bagi ke beberapa tetangganya yang sangat membutuhkan bantuan. Sebagian lain, ada pula yang mengambil uang tabungannya untuk menutup kebutuhan keluarga dan kerabat mereka.

Sebut saja Nashir, seorang pedagang di Ghaza, yang membagi sekitar 500 doloar kepada 5 orang tetangganya yang membutuhkan, agar mereka bisa menikmati kehadiran bulan Ramadhan tanpa harus meminta-minta. Nashir mengirimkan uang ini kepada tetangganya, secara sembunyi dan tidak diketahui oleh mereka.

Ada lagi, seorang perempuan bernama Huda. Ia menjual sebagian tanah miliknya yang merupakan warisan orang tuanya seharga 1.500 dolar. Kepada Islamonline ia mengatakan, sebagian hasilnya akan ia berikan kepada tetangganya yang membutuhkan di bulan Ramadhan. “Kita harus saling bantu satu sama lain. Kita harus saling bergandeng tangan. Yang mampu, memberikan yang membutuhkan. Indah sekali saling bantu di bulan kebaikan dan bulan pemberian. Yang paling baik, seorang pemberi tidak menyebutkan namanya agar tidak menyakiti yang diberi,” ujar Huda.

Di Ghaza, kesulitan tidak hanya bernuansa ketiadaan harta untuk membeli. Tapi juga kosongnya sejumlah toko dan pasar dari barang-barang yang harus dijual. Di sisi lain, sisa barang yang tersedia juga dijual dengan harga tinggi. Ini pula yang dikeluhkan oleh kaum Muslimin Ghaza. Bukan hanya ketidakmampuan mereka membeli, tapi juga ketiadaan bahan pokok yang dijual dan tingginya harga. Padahal, di bulan Ramadhan, tingkat kebutuhan terhadap bahan makanan pokok meningkat. (na-str/iol)