Raja Abdullah Berang, Difitnah Pejabat AS

Kerajaan Arab Saudi berang dengan pernyataan pejabat AS yang mengatakan bahwa Raja Saudi, Raja Abdullah melakukan pembicaraan dengan Presiden Israel, Shimon Peres pada akhir tahun 2008. Saudi membantah klaim itu dan meminta AS memberikan klarifikasinya.

Kantor berita Saudi, SPA mengutip seorang pejabat kerajaan Saudi yang mengatakan bahwa pernyataan yang diungkapkan oleh pejabat kementerian AS, William Burns, "sama sekali tidak benar dan mengada-ada."

"Departemen Luar Negeri harus meralat pernyataan itu dan memberikan klarifikasi apa alasanya membuat pernyataan yang mengada-ada itu," kata sumber kerajaan Saudi tadi.

Masih menurut sumber tersebut, kecurigaan bahwa Saudi menjalin hubungan rahasia dengan Israel ditulis oleh media massa di Saudi atas dasar pernyataan Burns yang mengatakan bahwa Raja Abdullah melakukan pembicaraan dengan Peres, di luar acara konferensi dialog antar umat beragama yang digelar PBB pada bulan November 2008 lalu.

Sebuah situs milik kelompok oposisi di Saudi misalnya, memposting rekaman video berisi pernyataan Burns yang memuji langkah Raja Abdullah yang telah memelopori dialog antar agama. Pujian itu disampaikan Burns dalam sebuah pertemuan antara AS dan Saudi di Washington awal pekan kemarin.

"Raja Abdullah telah meningkatkan inisiatif dialog antar agama dengan fokus mengedepankan toleransi dan saling kesepahaman antara penganut-pengangut agama di dunia," kata Burns dalam rekaman video itu.

Selanjutnya dalam rekaman video tersebut Burns mengatakan,"Di sela sesi dialog antar agama musim gugur lalu, Raja (Saudi) bicara dengan Presiden Israel Shimon Peres, untuk pertama kalinya hal itu terjadi antara pemimpin Israel dan Saudi. Raja Abdullah juga pemimpin Saudi pertama yang berbicara dengan Paus."

Arab Saudi adalah salah satu negara Arab yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sejak tahun 2002, kerajaan ini mengajukan inisiatif perdamaian dengan Israel asalkan Israel mundur dari seluruh tanah Arab. (ln/AlManar/France24)