Mujahiddin Suriah : Kenapa Kalian Muslim Indonesia Datang Terlambat?

Mengapa Baru Datang Setelah Dua Tahun?

Jihad di bumi Syam yang diberkahi tengah menjadi perhatian dunia. Sayangnya Muslim di Indonesia justru belum tahu banyak tentang perlawanan Muslim yang tengah dizhalimi rezim Syiah Nushairi Basyar Asad.

Ketika kami menemui beberapa kelompok jihad yang ada di Suriah, kami sampaikan salam dan simpati Muslim Indonesia kepada mereka. Kami sampaikan bahwa Muslim di Indonesia adalah mayoritas, sekitar 85 persen hingga 90 persen dari 230 juta penduduknya. Mereka bertasbih dan bersyukur  saat saya sebutkan bahwa hampir seluruhnya adalah Ahlussunnah.

Namun salah satu di antara mujahid bertanya dengan tajam. “Sudah dua tahun revolusi di sini berjalan. Mengapa baru sekarang kalian datang?” Saya tersentak, seujurnya perhatian terhadap penderitaan Muslim Suriah memang sangat terlambat. Bahkan yang datang pun baru sekedar tim bantuan kemanusiaan dan pencari berita. Padahal mereka sangat berhajat terhadap berbagai bantuan lainnya.

Bahkan, hingga kini masih banyak Muslim Indonesia yang bingung melihat revolusi Suriah. Apakah revolusi Islam ataukah sekuler?

Alhamdulillah, sepanjang keberadaan kami di Suriah, hampir seluruh penduduk yang kami temui menjelaskan bahwa ini adalah revolusi Robbani. Dari masyarakat biasa, relawan medis, mujahid hingga ulama, semua menegaskan, “Ini adalah revolusi Islam dan revolusi Robbani.”

Betapa tidak, asma Allah disebut seluruh penduduknya menghadapi berbagai kesulitan di sana. Kalimat “Natawakkal ‘alallah (kami bertawakkal kepada Allah)” selalu terdengar saat mereka diwawancarai.

Yusuf, sopir yang mengantar kami berkeliling ke berbagai tempat di Suriah, menunjukkan tulisan di rumah yang hancur dibom oleh rezim Asad. Tertulis di sana “Labbaik Allahumma Labbaik.” Kata Yusuf, “Kalimat inilah yang membuat kami dihujani bom. Karena kami memenuhi panggilan Allah untuk kembali kepada-Nya. Inilah yang membuat Basyar Asad marah dan selalu menyerang kami.”

Dengan malu saya pun harus menjawab kepada mujahid yang mempertanyakan lambatnya respon Muslim di Indonesia. “Kami belum tahu banyak apa yang tengah terjadi di sini. Media kami dipenuhi berita dari sumber-sumber Barat dan Syiah. Mudah-mudahan kehadiran kami akan membukakan mata Muslim Indonesia terhadap kondisi kalian di sini.” Semoga.