Muslim Inggris Protes Pemerintah, Diperlakukan Seperti Yahudi di Masa Nazi

Muslim Council of Britain (MCB)-wadah bagi warga Muslim di Inggris-mengingatkan sikap pemerintah Inggris yang sudah berperan dan membantu terciptanya iklim ketakutan dan kecurigaan terhadap warga Muslim di negeri itu.

Menurut MCB, sikap pemerintah Inggris itu mirip dengan sikap Nazi Jerman di era tahun 1930-an terhadap masyakarat Yahudi. Ketua MCB Muhammad Abdul Bari mengatakan, kebijakan pemerintah yang menekankan tentang ancaman Al-Qaidah telah menyudutkan warga Muslim. Selain itu, sikap menyingkirkan warga Muslim, telah membuat anak-anak muda Muslim merasa akan menghadapi serangan.

"Udara sangat pekat dengan kecurigaan dan ketidaknyamanan. Ini tidak baik untuk komunitas Muslim, untuk masyarakat kita, " kata Abdul Bari pada surat kabar Daily Telegraph dan BBC.

Ia melanjutkan, "Setiap masyarakat harus benar-benar berhati-hati, sehingga situasi ini tidak membawa kita ke masa ketika pikiran orang bisa diracuni, seperti mereka pada era tahun 1930-an. "

"Jika komunitas anda dipandang dengan sikap yang sangat negatif, dan dari polling ke polling mengatakan bahwa kami diasingkan, maka warga Muslim akan merasa mudah diserang, " ujarnya.

"Kami dilihat sebagai komunitas yang menimbulkan masalah, tidak membawa hal-hal yang positif dan ini tidak bagus untuk masyarakat manapun, " sambungnya.

Bari mencontohkan pernyataan ketua Badan Intelejen Inggris MI5, Jonathan Evans pekan kemarin, yang mengatakan bahwa jumlah militan Islam bertambah banyak dan menjadikan anak-anak usia 15 tahunan yang berada di Inggris, sebagai target perekrutannya. Bari menilai pernyataan Evan telah menciptakan ketakutan dalam masyarakat dan hanya akan memicu munculnya teroris.

Asisten Sekretaris Jenderal MCB, Inayat Bunglawala pada BBC, mengekspos masalah ekstrimis dengan tidak proporsional akan menimbulkan bahaya.

"Apa yang Anda lihat di era tahun 1930-an merupakan cerita yang populer tersebar di kalangan komunitas Yahudi, bahwa mereka bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada masyarakat Jerman, " kata Bunglawala.

"Mereka (Yahudi) menjadi semacam cerita rakyat sebagai komunitas yang buruk dan saya pikir ada bahaya yang sama bagi warga Muslim di Inggris, " tukasnya.

Abdul Bari menambahkan, menyebut seseorang sebagai teroris Islam adalah sebuah kesalahan. "Kami tidak pernah menyebut IRA (Irish Republican Army) sebagai teroris Katolik, " ujarnya.

Ia menambahkan, "Anak-anak muda Muslim sama riskannya dengan anak-anak muda lainnya. Di bawah iklim ketakutan, mereka akan merasa dikorbankan. " (ln/al-arby)