Nama Anda Shah Rukh Khan? Sayang Sekali!

Manusia terlahir bebas, namun kemudian, ia dirantai dimanapun, begitu ratap Jacques Rousseau, filosofer asal Prancis. Berdasarkan pernyataan Roussou, maka para pendiri Negara Amerika pun membangun Kemerdekaan, Persamaan dan Keadilan sebagai dasar konstitusi mereka. Untuk itu, Thomas Jefferson, menlu AS pertama dan presiden AS ketiga, bertanggung jawab besar akan hal ini. “Semua orang dilahirkan sama adanya.” Ujarnya. Perkataan Jefferson bahkan dijadikan sebagai pembuka dalam Deklarasi Kemerdekaan AS.

Dan entah apa yang ada di benak para pendiri AS—termasuk Jefferson salah satunya—jika mereka melihat apa yang terjadi pada negaranya, sehubungan dengan perhelatan sirkus dari resepsi penyambutan Shah Rukh Khan—duta besar Bollywood India di AS. Shah Rukh Khan adalah satu dari tiga superstar yang oleh majalah Time dianggap sebagai aktor paling populer sepanjang tahun lalu, bersama Will Smith dan Tom Cruise.

Beberapa pekan ini, Shah Rukh Khan tengah menjalani syuting film terbarunya di AS, My Name is Khan. Tidak tanggung-tanggung, film ini didukung oleh 20th Century Fox dan Star yang dimiliki Rupert Murdoch (itu, Yahudi pemilik News Corporation, salah satu perusahaan media terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Perusahaan yang dimiliki News di antaranya adalah FOX dan HarperCollins di Amerika Serikat dan BSkyB di Britania Raya).

Film ini akan menceritakan pencarian jati diri seorang Muslim India di AS yang terjebak kegilaan setelah peristiwa 11 September 2001 silam. Ada yang mengejutkan karena ketika Khan tengah berada di bandara Newark, ia ditahan dan diperlakukan dengan buruk, layaknya preman. AS jelas mencurigai namanya yang berakhiran Khan. Shah Rukh Khan jelas seorang Muslim namun ia menikahi seorang Hindu dan dua orang anaknya diperbolehkan untuk mengikuti dua agama Islam dan Hindu secara bersamaan. Dengan gaya liberal seperti itu, Khan tak mungkin mengganti namanya yang identik dengan Islam dalam okasi resmi seperti di bandara, dan itu sudah cukup menjelaskan sikap AS sebenarnya kepada Islam.

Alih-alih tidak mengetahui yang ditangkapnya itu adalah seorang yang tak jelas keberpihakannya terhadap Islam atau apa, dan di negaranya dijuluki “King Khan” –popularitas Khan di India mungkin sama dengan Michael Jackson di AS, itulah yang terjadi pada ribuan orang Arab, Muslim, dan bahkan orang Asia yang non-Muslim. Hanya mungkin tak banyak dilaporkan di media.

Episode Newark membuka jutaan umat manusia, dan dunia, karena ini menyangkut seorang ikon popular macam Shah Rukh Khan, yang sering berkunjung ke AS dan Barat. Namun, bagaimana dengan ribuan orang Muslim lainnya yang selalu menghadapi tekanan seperti ini di setiap perbatasan, darat, maupun laut, dan bandara?Mengapa diam? Berdasarkan Kaukus Hukum Asia, Muslim Amerika menjadi target utama penggeledahan, interogasi, dan terutama setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.

Deepa Iyer, seorang penulis AS menulis, “Insiden Khan mendapat sorotan internasional karena dia seorang selebriti, tapi sesungguhnya warga negara AS dan para imigran yang tongkrongannya mendekat isyu agama dan rasial, selalu menderita setiap kali berurusan dengan bandara.”

Shah Rukh Khan ketika itu langsung dibela oleh para pembesar India. Bagaimana dengan mereka yang kebetulan bernama akhiran Khan, Sheikh dan Muhammad? Siapa yang membelanya? Beberapa sudah tenggelam dan dilupakan, seperti Maher Arar yang disiksa di Syria dengan dugaan tersangka teroris, padahal ia hanya melakukan liburan keluarga ke Tunisia pada tahun 2002.

Perang Amerika terhadap terror begitu membabi buta, mengerikan dan tak tahu akan berakhir dimana. Lebih dari jutaan orang telah terbunuh di Iraq dan Afghanistan, termasuk orang Amerika sendiri. Untuk apa? Tak ada yang tahu. Bahkan orang Amerika sendiri merasa bingung dan bodoh dengan ide ini. Dalam pelantikan bersejarahnya, presiden Barack Hussein Obama menjanjikan langkah baru dengan dunia, terutama dengan kaum Muslim. Inilah waktunya untuk membuktikan Amerika bergerak dan berubah, Mr. Presiden! Seharusnya sudah tak ada lagi pertanyaan, “Nama Anda Khan? Sayang sekali!” (sa/plstnchrncl)