Negara-Negara Arab "Ngotot" Pilih Damai dengan Israel

Menlu Yordania Abdu Ilah Al-Khatib menyatakan, para menlu Arab pada Senin (26/3) telah menyepakati untuk menghidupkan kembali inisiatif negara-negara Arab untuk berdamai dengan Israel dalam konferensi tingkat tinggi negara-negara Arab yang digelar pekan ini.

”Arab telah sepakat untuk mengefektifkan kembali inisiatif (perdamaian) tanpa ada perubahan apapun, ” ujar Al-Khatib.

Untuk mengimplementasikan itu, menurut beberapa sumber dalam pertemuan antar-menlu tersebut, telah ditetapkan Kelompok Kerja (Pokja) yang akan berkerja dengan masyarakat internasional dan pihak-pihak terkait guna mewujudkan inisiatif ini.

Rencananya rekomendasi para menlu Arab akan diajukan ke KTT Arab yang akan dihadiri para pemimpin Arab, pada Rabu dan Kamis besok.

Sikap negara-negara Arab yang ingin berdamai dengan Israel, disambut baik Ehud Olmert. Perdana Menteri Israel itu mengatakan, ”Ini kemajuan sangat positif. ”

Menlu Saudi Emir Suud Al-Faishal menyatakan, Kesepakatan Makkah antara Hamas-Fatah akan menyatukan sikap negara-negara Arab untuk menyokong inisiatif damai dengan Zionis Israel.

”Upaya-upaya Arab yang telah dikerahkan, khususnya Kesepakatan Makkah antara Faksi Fatah dan Hamas, akan menguatkan sikap Arab yang kuat untuk menyokong inisiatif perdamaian dengan Israel, ” papar Al-Faishal.

Ditambahkan Menlu Saudi, Inisiatif yang ditetapkan pada KTT Beirut 2002 lalu merupakan sistem yang paling baik untuk sampai ke solusi yang adil dan menyeluruh, bukan saja bagi masalah Palestina, tapi juga bagi pertikaian Arab-Israel.

Seperti diketahui, Inisiatif itu menyatakan bahwa harus ada normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel, dengan kompensasi Israel hengkang dari tanah Palestina yang mereka duduki sejak tahun 1967, di samping pendirian negara Palestina yang merdeka serta penyelesaian masalah pengungsi Palestina.

Israel sempat menolaknya mentah-mentah persyaratan tersebut dan meminta amandemen. Israel misalnya meminta agar hak kembali para pengungsi Palestina hanya boleh ke tanah yang berada di bawah Otoritas Palestina, bukan ke wilayah Israel.(ilyas/alrb)