Partai Kristen di Albania Dukung Pencalonan Seorang Ulama Sebagai Walikota

Albania, negara yang terletak di sebelah tenggara Eropa ini, mungkin bisa menjadi contoh kehidupan yang harmonis antara umat Islam dan Kristen di Eropa. Seorang ulama di negeri itu, Tomor Ballabani bahkan ikut mencalonkan diri sebagai walikota atas dukungan sebuah partai Katolik.

Ballabani dalam wawancara dengan Reuters mengatakan, yang membuatnya senang dengan Partai Kristen Demokratik adalah program-programnya yang dekat dengan kepentingan mendesak rakyat.

"Mereka melihat keluarga sebagai inti dari masyarakat yang sehat dan Islam juga berpandangan seperti itu, " kata Ballabani, 30, yang mencalonkan diri sebagai kandidat walikota untuk kota Rrogozhine dalam pemilu lokal tanggal 18 Februari mendatang.

"Saya pikir, lebih baik punya walikota yang percaya pada Tuhan daripada walikota yang percaya pada hal lain, " sambungnya.

Ballabani mengenyam pendidikan sekolah madrasah di kota Kavaje, Albania dan pendidikan tinggi teologi dan bahasa Arab selama tujuh tahun di Mesir. Ia kembali ke Albania pada 2001 dan menjabat sebagai Mufti di Lehze, sebuah kawasan yang didominasi warga Kristen.

Dari data CIA Fact Book, jumlah warga Muslim di Albania meliputi 70 persen dari 3, 3 juta penduduk negeri itu. Di Albania yang menganut paham sekuler, perkawinan campur antara Muslim dan Kristen Ortodoks atau Katolik menjadi hal yang biasa.

Namun pencalonan Ballabani atas dukungan partai Kristen, menjadi perdebatan hangat menjelang pelaksanaan pemilu lokal. Forum ulama Islam meminta pada parlemen dan Presiden Alfred Moisiu untuk melarang keikutsertaan Partai Kristen Demokrat dengan alasan akan menimbulkan persoalan bagi masa depan Albania.

Perdebatan mengenai pencalonan Ballabani oleh Partai Kristen Demokrat juga ramai di ruang-ruang percakapan internet. Seseorang dengan identitas SB mengatakan, "Saya pikir tindakan ini salah, seorang Mufti ikut pemilihan atas nama Partai Kristen Demokrat. "

Pendapat lain menyebutkan bahwa pencalonan itu menunjukkan contoh yang jelas harmonisnya kehidupan antara umat Islam dan Kristen. Meski tidak semua setuju dengan pendapat itu.

Ayah Ballabani, Shaban menyatakan dukungan terhadap anaknya. "Dia lahir sebagai Muslim dan akan mati sebagai Muslim. Dia tidak mengubah keyakinannya, dia hanya berusaha untuk lebih mendekatkan agama, " ujar Shaban.

Ballabani sendiri menegaskan bahwa ia tidak akan mencampuradukan agama dan politik. "Saya tidak akan mengubah keyakinan saya untuk apapun, " ujarnya. (ln/iol)