Perdana Menteri Irak Alokasikan 1 Miliar Dinar untuk Sekte 'Penyembah Setan'

Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengatakan bahwa dirinya akan mengalokasikan 1 Miliar Dinar Irak untuk pengikut sekte Yazidiyyah di Irak. Rencananya dana segar itu digunakan untuk pengembangan Kuil Lalish (tempat suci pengikut Yazidiyyah), sekolah Yazidiyyah dan Dewan Spiritusl Yazidiyyah. Rencana Nouri itu menuai reaksi keras dari kalangan Sunni. Pasalnya, sejak tiga tahun lalu pada saat pemerintahan Nouri dan pendahulunya al-Ja’fari, banyak masjid-masjid Sunni yang saat ini dikuasai militer AS dan kaum Safavids belum juga direnovasi.

Informasi rencana pengucuran dana itu, kata Mafkarah al-Islaam, diperoleh dari Dewan Agama-Agama di Baghdad, Rabu (10/12). Lebih lanjut Mafkarah menyebutkan bahwa Kuil Lalish yang dianggap tempat suci oleh pengikut Yazidiyyah itu berasal dari Suryaniyyah, yang bermakna Setan Suci. Karena itu, pengikut Yazidiyyah kerap diidentikkan sebagai penyembah setan.

Seperti dikutip situs Aljazeera, di Kuil Lalish dikuburkan Syaikh ‘Adiy bin Musafir, seorang wali dan tambatan hati para pengikut Yazidiyyah. Musafir dilahirkan sekitar akhir abad 11 M. Ia hidup selama 90 tahun.

Doktrin utama yang kerap dipesankan Musafir kepada pengikutnya adalah larangan mengutuk setan, agar terhindar dari kajahatan setan. Salah seorang pengikut Yazidiyyah menegaskan, tuhan itu maha pengasih, sementara setan itu jahat dan perusak, karena itu setan jangan disakiti.

Terkait asal usul Sekte Yazidiyyah, sebagian kalangan mengkaitkannya ke era keruntuhan Daulah Umawiyyah pada pertengahan abad 8 M. Disebutkan bahwa salah seorang keturunan Khalifah Umawiyyah II Yazid bin Muawiyyah bin Abi Sufyan (680-683) bersama pengikutnya melarikan diri ke utara Irak setelah Pertempuran az-Zaab al-Kubra, yaitu ketika Daulah Umawiyyah hancur pada tahun 750 M. Dalam pelariannya, mereka berkeyakinan bahwa Yazid akan kembali bangkit ke dunia untuk menegakkan keadilan.

Keterkaitan Yazidiyyah dengan Daulah Umawiyyah itu dibantah salah seorang yazidiy(penganut Yazidiyyah). Menurutnya, akar Yazidiyyah kembali ke tahun 3000 SM, yaitu sisa-sisa agama kuno Kurdi.

Para yazidi tidak mempunyai kitab suci. Mereka menghafal teks-teks ajaran Yazidiyyah secara turun menurun. Saat ini diperkirakan ada 750 ribu yazidi di utara Irak. Sementara sekitar 750 ribu yazidi lainnya tersebar di Armenia, Jerman, Suriah dan Turki.(ilyas/im/aljzr)