PM India Minta Tekanan terhadap Minoritas Muslim Diakhiri

PM India Manmohan Sing, meminta para petinggi di negaranya untuk segera mengobati perasaan minoritas Muslim yang selama ini merasa tertekan. Menurutnya, langkah pemerintah India untuk memberangus aksi terorisme, tidak boleh menyebabkan seluruh minoritas Muslim terkena efeknya. Karena tidak seluruh Muslim itu terlibat dalam aksi teroris.

Sing dalam pertemuannya dengan para pejabat pemerintah India (5/9) mengatakan, “Perasaan dominan yang menyebar di kalangan minoritas Muslim adalah perasaan tidak adanya keamanan di India. Kondisi seperti ini sangat mungkin berdampak negatif bagi negara. Situasi ini akan semakin berbahaya jika mulai menyentuh hak-hak masyarakat sipil yang tidak berdosa, dalam konteks perang melawan terorisme.”

Ia menambahkan, “Sayang, hasil dari perang melawan terorisme ini telah mengenai sejumlah komunitas tertentu dari penduduk sipil, lalu menebarkan imej yang keliru bahwa semua kaum Muslim itu adalah teroris.”

PM India, Sing, adalah tokoh yang berafiliasi pada minoritas kelompok Sikh. Ia banyak berkomentar setelah kurang lebih dua bulan pascaterjadinya rangkaian peledakan bom di sejumlah kereta api penuh penumpang di Bombai, sebagai pusat bisnis India. Ledakan bom itu menewaskan 186 orang. Ia mengecam tindakan pemboman itu dan menuding kaum Muslimin ekstrim India terlibat dalam tragedi tersebut, dan membuka link dengan sejumlah kelompok ekstrim asing di Pakistan. Setelah peledakan tersebut, kepolisian India menyerang sejumlah tempat kaum Muslim di Bombai dan menangkap ratusan Muslimin.

Kini, Sing meminta semua jajaran pemerintah melakukan tindakan secara objektif dan adil. Ia berharap tidak ada Muslim tak bertosa yang menjadi korban dalam perang melawan terorisme. “Jika terjadi kekeliruan, harus ada tindakan recovery segera,” ujarnya.

Menurutnya juga, kaum Muslim India memiliki sensitifitas tinggi dengan tindak kekerasan yang mereka alami. Padahal tindak kekerasan takkan membawa manfaat apapun bagi mereka terlebih dalam upaya pembangunan, kemasyarakatan dan ekonomi India. “Kita harus komitmen mengobati kekerasan dan ketidakadilan secara legal terhadap minoritas yang ada di India,” tambah Sing.

Pascatragedi Bombai, kepolisian India melakukan pemantauan ketat hingga menjadikan kaum Muslim di kota tersebut merasa mereka berada di bawah kerangkeng dan tekanan sektarian.

Sejumlah kasus memang telah mencederai hubungan antara Muslim minoritas di India dengan masyarakat India. Pada bulan Februari 2002, terjadi pembakaran kereta api yang menewaskan 58 orang. Secara tiba-tiba, polisi India melakukan serangan ke perumahan kaum Muslimin berikut lokasi perdagangan mereka. Hasilnya, tidak kurang dari 2.500 orang meninggal. Dan mayoritasnya adalah kaum Muslim.

Jumlah kaum Muslimin di India sekitar 140 juta jiwa, mewakili 13% dari total penduduk padat India yang jumlahnya mencapai satu milyar orang. (na-str/iol)