PM Israel Janji Akan Lakukan Pembalasan Setimpal Bom Syahid di Tel Aviv

PM Israel sementara Ehud Olmart berjanji akan membalas aksi bom syahid yang dilakukan pejuang Palestina asal Jihad Islami di Tel Aviv. Aksi yang telah menewaskan 9 orang Israel itu, menurut Olmart akan dibalas dengan pembalasan yang setimpal. “Kelompok teroris selalu berusaha melakukan serangan di Israel dan melawan kekuatan pengamanan kami. Kami tidak selalu mempunyai pertahanan menghadapi serangan-serangan itu,” katanya. Ia mengatakan, Israel akan mengajarkan bagaimana membalas dengan cara yang setimpal sambil tetap mengembangkan berbagai sarana pengamanan yang mungkin dilakukan.

Respon keras terhadap aksi bom syahid, lebih dulu dilontarkan pihak pemerintah AS yang menyebutnya sebagai ‘kecaman paling kasar’ yang menunjukkan aksi itu sebagai aksi yang keras. Scot Michelan, jubir Gedung Putih mengatakan, “Kami mengecam aksi terorisme di Tel Aviv dengan kecaman paling kasar. Itu adalah aksi teroris yang sangat keras yang tidak mungkin ditolerir sama sekali.”

Kepala Pemerintahan Palestina, Mahmud Abbas juga mengecam aksi pengeboman tersebut. Ia mengatakan aksi itu sebagai aksi terorisme. Dalam keterangan resmi dari kantor Abu Mazin di Ramallah, disebutkan, “Presiden Mahmud Abbas mengecam keras aksi teroris yang terjadi di Tel Aviv hingga memakan korban sipil orang Israel.” Dijelaskan pula bahwa menurut Abbas, aksi itu keluar dari wilayah kesepakatan nasional Palestina dan bisa memberi dampak buruk terhadap kemaslahatan rakyat Palestina. Lebih lanjut ia meminta segera keterlibatan forum negara kwartet untuk menghentikan situasi krisis yang terjadi di Palestina.

Tanggapan itu semua berbeda dengan yang disampaikan Hamas. Hamas memandang secara logis bahwa aksi itu adalah akibat wajar dari peperangan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina selama berpuluh tahun. Sami Abu Zuhri, Jubir Hamas menyebutkan, “Ini adalah aksi yang wajar akibat terus menerusnya Israel melakukan serangan terhadap rakyat Palestina.” Abu Zuhri lalu menyebutkan bahwa penjajahan Israellah yang menyebabkan terjadinya situasi krisis di Palestina. “Karena terus menerus kekejaman yang dilakukan Israel atas kaum wanita dan anak-anak ditambah pembunuhan, penangkapan dan yahudisasi Palestina, maka aksi itu menjadi akibat yang wajar,” imbuhnya.

Benar saja. Pada hari yang sama, di sore hari Senin, sumber medis Palestina menyampaikan lagi berita kekejaman Israel akibat serangan misil Israel yang membabi buta di sejumlah wilayah berbeda di Ghaza. Serangan itu diberitakan menewaskan seorang pemuda dan melukai dua orang anak-anak di wilayah Syaikh Zaid. (na-str/iol)