Protes Perang di Irak, Polisi AS Tangkap Lebih dari 100 Orang Pengunjuk Rasa

Aparat kepolisian menangkap lebih dari 100 orang pengunjuk rasa di San Fransisco dan New York City, dalam gelombang aksi masa anti-perang Irak, yang digelar sejak akhir pekan lalu di kota-kota besar di Amerika Serikat.

"Hentikan Dananya, Hentikan Perang, " teriak para pengunjuk rasa.

Pada saat yang sama, polisi menciduk lebih dari 100 pengunjuk rasa di depan gedung bursa saham di sudut-sudut jalan Broad dan Wall di kota New York. Aksi massa itu tidak menggangu aktivitas di kota yang menjadi pusat bisnis dan keuangan AS itu.

Para pengunjuk rasa mengatakan, selain pemerintahan Bush, target protes mereka adalah perusahaan-perusahaan kontraktor besar seperti Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, Halliburton, General Electric dan sejumlah perusahaan lainnya.

"Tentara-tentara AS dan warga sipil Irak menderita hanya untuk keuntungan segelintir orang itu, " kata Fabian Bouthillette, seorang guru sekolah menengah yang pernah berdinas di angkatan laut AS selama dua tahun.

Di San Francisco, puluhan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya kaum manula, melakukan aksi tiduran di trotoar. Mereka mewarnai tubuh mereka dengan cairan berwarna merah, melambangkan darah sekitar 3. 200 tentara AS yang tewas di Irak.

Sama seperti di New York, juru bicara kepolisian di San Fransisco Neville Gittens, mengancam para pengunjuk rasa, "Begitu mereka keluar, kami akan menangkap mereka. "

Aparat kepolisian mengklaim telah menangkap 57 orang di dua tempat berbeda di San Francisco.

Gelombang aksi unjuk rasa di AS memperingati empat tahun perang di Irak juga diikuti oleh anak-anak dan remaja.

"Kami generasi baru, memprotes perang, " teriak Mia Fernandez, 11, yang berunjuk rasa bersama sekitar 300 orang lainnya di depang gedung Kongres.

Dalam aksi unjuk rasa itu mereka menyalakan lilin dan memegang bendera AS, untuk mengenang 3. 000 tentara AS yang tewas selama perang di Irak.

Warga AS lainnya, Jim Broderick-King membawa puterinya yang masih berusia empat tahun dalam aksi unjuk rasa kemarin. "Perang ini terkait uang, bisnis dan politik, banyak nyawa yang hilang untuk alasan ini, " tandas Broderick-King.

Sementara Robert Fiorino, membawa anaknya Jack, yang masih berusia 7 tahun. Ia mengatakan, ikut aksi unjuk rasa merupakan bagian dari pendidikan untuk anaknya.

Soal perang AS di Irak, Fiorino mengatakan, "Perang ini adalah tragedi dan merupakan kejahatan yang sudah banyak dilakukan oleh rejim ini. "

Meski sudah diprotes oleh penduduk dunia dan rakyatnya sendiri, Presiden Bush seolah tutup telinga dan tutup mata. Dalam pidatonya ia mengatakan, dunia harus bersabar dan memberi kesempatan baginya untuk menyelesaikan perang di Negeri 1001 Malam itu. Bush tetap bertekad untuk melanjutkan rencananya mengirimkan tambahan pasukan ke Irak. (ln/commondreams/aljz)