Pulang Dari Irak, Pasukan Inggris Disambut Unjuk Rasa

Parade tentara Inggris yang baru pulang dari tugasnya di Irak hari Rabu kemarin diwarnai keributan antara warga setempat dengan kelompok aktivis anti-perang.

Keributan terjadi ketika 200 tentara Inggris dari Batalion ke-2 The Royal Anglian Regiment yang baru pulang Irak, melakukan parade berkeliling Luton, Bedfordshire. Di tengah parade, sekitar 20 orang muncul dengan membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Tentara Anglian: Pembantai di Basra", "Tentara Anglian: Pengecut, Pembunuh, Ekstrimis" dan "Pemerintah Inggris, Pemerintah Teroris."

"Tentara-tentara itu telah membunuh dan membantai warga tak berdosa di Irak. Tangan mereka berlumuran darah," kata Abu Omar, seorang aktivis anti-perang seperti dikutip tabloid Sun.

"Mereka datang ke kota yang banyak warga Muslimnya untuk mempromosikan perang ilegal. Perang yang memalukan. Mengapa kita harus memberikan selamat dan mendukung para teroris yang tindakannya tidak lebih baik dari Hitler," tandas Omar, Muslim Inggris yang lahir dan besar di Luton, wilayah yang memiliki sekitar 30.000 warga Muslim.

Warga lokal yang menyambut kedatangan tentara Inggris itu tidak senang melihat aksi unjuk rasa yang dilakukan sekitar 20 aktivis anti-perang tersebut. Mereka membalas dengan teriakan "Jangan menyerah pada Taliban."

"Warga Muslim ini beruntung, mereka tidak dibunuh beramai-ramai," kata seorang warga lokal pada tabloid Sun.

Seorang warga lainnya mengatakan,"Mendengar mereka berteriak "pembunuh bayi" pada tentara kami, sangat mengesalkan. Di satu sisi, mereka seolah membenci segala sesuatu tentang Inggris, tapi di sisi lain, mereka nyaman tinggal di sini dan mendapatkan perlindungan dari aparat polisi kami."

Di tengah ketegangan itu, seorang warga Luton memanjat atap sebuah pusat perbelanjaan dan melemparkan seonggok daging babi pada para aktivis anti-perang yang sedang berunjuk rasa.

Untuk menghindari bentrokan fisik, polisi Inggris mengerahkan anjing-anjing pelacak dan sebuah mobil anti huru hara. Mereka menangkap dua orang dalam keributan tersebut.

Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri Inggris merasa terganggu dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para aktivis anti-perang. Menhan menyebut aksi tersebut sebagai tindakan yang memalukan. Sementara PM Inggris Gordon Brown langsung mengeluarkan pernyataan kecewa, usai insiden di Luton.

"Tindakan segelintir orang dari kelompok minoritas yang berupaya mengganggu jalannya acara hari ini, sungguh mengecewakan.Kita semua selayaknya bangga dengan prestasi pasukan kita," kata Brown. (ln/aby)