Salat Jumat di Sekolah, Sejumlah Orang Tua Muslim Takut Anaknya Jadi Radikal

Aksi protes terhadap kebijakan Sekolah Menengah Valley Park di Toronto, Kanada menyediakan tempat khusus untuk salat Jumat bagi siswanya yang muslim di lingkungan sekolah, masih terus bergulir.

Enam kelompok pemrotes dari berbagai latar belakang agama, membentuk koalisi dan menyatakan akan terus melakukan aksi unjuk rasa untuk menentang kebijakan menyediakan tempat salat di sekolah-sekolah umum. Pekan ini, sekitar 300 orang kembali berdemonstrasi di depan kantor Toronto District School Board, memprotes kebijakan itu.

Diantara mereka terdapat sejumlah orang tua siswa muslim, yang mempertanyakan kualitas para imam yang akan memimpin dan memberikan khutbah salat Jumat di sekolah-sekolah. Mereka mengaku khawatir anak-anaknya akan menjadi muslim yang radikal jika imam yang ditunjuk tidak berkualitas.

"Siapa imam-imamnya dan apa kualifikasi mereka," tanya Sohail Raza, presiden Muslim Canadian Congress yang ikut aksi protes, "saya sangat khawatir dengan apa yang akan para imam itu ajarkan pada anak-anak kami."

"Saya salat lima waktu setiap hari dan saya tetap tidak tahu apa-apa tentang para imam yang akan membimbing anak-anak kami. Ini seperti menyerahkan anak-anak pada orang asing," sambung Raza.

Koalisi lintas agama itu dibentuk dua bulan yang lalu setelah harian Toronto Sun memuat artikel tentang sekolah menengah Valley Park yang menyediakan cafetarianya sebagai tempat untuk salat Jumat. Sekolah itu akan mengundang seorang imam tiap Jumat, untuk memimpin salat bagi 400 siswa muslim di sekolah tersebut. Pihak sekolah memberi waktu selama 40 menit untuk pelaksanaan salat Jumat.

Sejak itu, muncul perdebatan publik yang menginginkan sekolah-sekolah umum mempertahankan prinsip sekuler. Sementara kebijakan menyediakan tempat salat di sekolah, merupakan respon atas kekhawatiran para orang tua muslim jika anak-anak mereka harus keluar sekolah untuk mencari masjid saat salat Jumat.

Diantara kelompok masyarakat yang menentang kebijakan itu adalah Jewish Defence Leagu, Canadian Hindu Advocacy, termasuk segelintir komunitas Muslim.

"Kami akan terus melakukan aksi protes sampai kebijakan itu dihentikan," kata Ron Benerjee dari Canadian Hindu Advocacy. Ia mengklaim mendapat dukungan dari mayoritas masyarakat Kanada.

Menurut koalisi itu, saat ini setidaknya ada tiga sekolah umum di Toronto yang menyediakan tempat untuk pelaksanaan salat Jumat. (kw/TS)