Santri dan Aparat Bentrok di Islamabad, Sembilan Orang Tewas

Aparat keamanan Pakistan terlibat bentrokan dengan para santri Masjid Merah di Islamabad. Akibat bentrokan berdarah tersebut, delapan santri dan seorang juru kamera televisi dilaporkan tewas.

Betrokan terjadi setelah aparat kepolisian Pakistan mengepung masjid yang juga dikenal dengan nama Lal Majid, Selasa (3/7).

Awalnya, hanya sekitar sepuluh santri yang melakukan perlawanan pada polisi dengan menggunakan tongkat kayu. Sejumlah saksi mata mengatakan, polisi membalas perlawanan para santri dengan melemparkan gas air mata, dan berlanjut dengan baku tembak yang berlangsung selama 15 menit.

Dari dalam masjid terdengar seruan dengan menggunakan pengeras suara, mengajak warga Islamabad untuk datang ke masjid membantu para santri dan para ‘mujahidin’.

Dan di tengah kekacauan, tersiar kabar bahwa pemerintah akan mengambil operasi untuk menghalau para santri dari masjid. Situasi pun makin memanas. Para santri membakar dua gedung pemerintahan, termasuk kantor kementerian lingkungan hidup.

Setelah beberapa jam, terjadi kesepakatan untuk menghentikan pertikaian, tapi ketegangan kembali terjadi Selasa malam.

Pimpinan Masjid Merah Maulana Abdul Rashid Ghazi mengatakan, aparat keamanan sudah bertindak brutal dan menyebabkan tewasnya depalan orang santri.

Pemerintah Pakistan mengumumkan situasi darurat dan pemberlakukan jam malam di sekitar masjid, Rabu (4/7) dinihari dan mengancam siapa pun yang melanggar aturan itu akan ditembak di tempat. Deputi Menteri Dalam Negeri Jafar Warraich juga mendesak agar para santri di masjid itu menyerahkan diri.

Selain korban tewas, seorang dokter di rumah sakit di dekat lokasi kejadian mengungkapkan, sedikitnya ada 60 orang yang dibawa ke rumah sakit itu saat bentrokan terjadi. Kebanyakan dari mereka mengalami dampak dari gas air mata. Dua orang, seorang satri putera dan puteri mengalami luka tembak. Dua anggota keamanan Pakistan, dilaporkan juga dibawa ke rumah sakit karena terkena tembakan.

Bentrokan antara aparat keamanan Pakistan dan para santri Masjid Merah, merupakan kelanjutan dari perseteruan antara pemerintah Pakistan dan pihak masjid. Pemerintah Pakistan memantau ketat aktivitas di masjid itu, sejak para santri menguasai sebuah perpustakaan anak-anak yang dikelola pemerintah pada Januari lalu.

Sejak itu ketegangan terus terjadi dan puncaknya, ketika para santri Masjid Merah mendeklarasikan aksi anti kemungkaran. Deklarasi itu dilanjutkan dengan aksi penculikan tujuh warga negara China bulan Juni kemarin, dari sebuah kliniki akupunkur. Para santri menuduh klinik tersebut juga telah dijadikan tempat pelacuran. (ln/aljz/iol)