Tony Blair: Perang di Irak dan Afghanistan Penentu Kemenangan Nilai-Nilai Barat

PM Inggris Tony Blair dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen Australia, Senin (27/3) mengatakan, Irak dan Afghanistan merupakan medan pertempuran yang sangat menentukan bagi nilai-nilai yang diyakini Barat. Oleh sebab itu Barat harus terlibat dalam pertempuran itu. Blair juga mengatakan, saat ini ada tanda-tanda kemunduran AS yang bisa mengarah pada pengisolasian negara adidaya itu.

Menurut Blair, keterlibatan Barat di Irak dan Afghanistan, bukan semata-mata dalam persoalan keamanan seperti perlawanan terhadap kelompok yang oleh Blair disebut Islam militan. Di sisi lain, Blair mengakui pendapat mengenai perang di kedua negara itu terpecah dua baik di Australia maupun di Inggris.

"Setiap elemen yang bereaksi sedang menunggu giliran untuk melawan kita. Mereka tahu, jika mereka kalah, sebuah pesan akan dikirimkan ke seluruh dunia Islam, yang akan menyerang jantung ideologi mereka," kata Blair.

"Kita tidak usah ragu-ragu dalam menghadapi sebuah pertempuran yang sangat menentukan, apakah nilai-nilai yang kita yakini itu akan menang atau kalah..jika jalannya makin keras, kita akan lebih keras. Ini bukan saatnya untuk pergi. Inilah waktunya untuk bersemangat menyelesaikannya," sambung Blair.

Blair mengatakan, sementara pertempuran terhadap nilai-nilai Barat di Irak dan Afghanistan makin sengit, negara-negara Barat juga harus melibatkan diri di manapun dan dalam isu-isu apapun.

"Di manapun manusia hidup dalam ketakutan, tanpa harapan di masa depan, kita harus berada di pihak mereka, apakah di Sudan, Zimbabwe, Myamar atau Korea Utara," kata Blair lagi. Ia menyerukan ‘kebijakan luar negeri untuk terlibat secara aktif’ lewat aliansi yang kuat, termasuk dengan AS.

Blair menyebut maraknya sikap anti AS di berbegai belahan dunia sebagai ‘kegilaan’. "Bahaya yang dihadapi AS sekarang adalah bukan karena mereka terlalu banyak campur tangan. Yang berbahaya adalah keputusan mereka untuk mundur dan melepaskan diri. Kita butuh AS campur tangan," ujar Blair.

Terkait dengan konflik di Timur Tengah, Blair mengatakan bahwa Barat harus meningkatkan upaya dua kali lipat untuk mencari cara bahwa satu-satunya solusi yang akan berhasil adalah negara Israel yang aman dan negara Palestina yang merdeka dan berjalan sebagaimana mestinya.

Selebihnya, Blair dalam pidatonya menyerukan untuk mengambil langkah bagi penyelesaian konflik, ancaman kelaparan dan serangan penyakit di Afrika, memusatkan perhatian pada ancaman perubahan iklim dunia serta menyerukan dukungan terhadap kesepakatan perdagangan bebas.

Sementara Blair berpidato di hadapan parlemen Australia, di luar gedung parlemen sekitar 100 pengunjuk rasa anti perang Irak, berusaha mengganggu kunjungan Blair dengan membunyikan peluit dan terompet. Namun para pengunjuk rasa berhasil dihalau. (ln/aljz)