Tragedi Musa Kaimov dan Negara-Negara Islam

Inilah anehnya negara Arab dan negara Islam di dunia. Mereka tampaknya sama sekali tidak berpihak atau takut melindungi sesama orang Islam.

Musa Kaimov, komandan Chechnya yang baru saja diberikan suaka politik oleh Turki, berada dalam masalah dan tekanan besar. Musa, 35, yang baru saja menunaikan ibadah umroh, sekarang ini ia tengah menunggu bantuan di bandara Jeddah. Ada kemungkinan Musa dideportasi ke Rusia—sesuatu yang sangat berbahaya untuk Musa.

Musa tidak diizinkan kembali ke Turki, dan akan kembali dikirim ke Arab Saudi oleh Departemen Dalam Negeri, begitu seperti yang diberitakan oleh kantor berita Turki, Cihan.

Musa Kaimov mendapatkan suaka dari Turki lima tahun yang lalu setelah penyerangan Russia. Awal September lalu, segera setelah ia menerima izin tinggal di Turki, Kaimov pergi ke tanah suci untuk umrah, meninggalkan istri dan anak-anaknya. Meskipun ia tidak punya masalah passport di bandara Ataturk selama proses keluar, ia tidak diterima lagi ketika kembali ke Turki, tanpa alasan yang jelas.

Musa Kaimov kemudian kembali dikirim kembali ke Jeddah dengan pesawat yang sama yang ia tumpangi ke Turki. Ia menghubungi anak istrinya melalui telepon seluler. Jika ia tak diterima di Turki, ia merencanakan ke Azerbaijan atau Mesir. “Ke Russia, berarti kematian bagi saya.” Ujarnya.

Setelah mendengar penolakan Turki, istrinya, Mared Kaimov, dan anak-anaknya Omar (8), Nural (5) dan Ibrahim (3) menemui Musa di Bandara Ataturk. Mared Kaimov, yang khawatir tentang suaminya, tidak bisa menerima informasi apapun dari polisi.

“Saya ingin tahu, mengapa mereka membawa suami saya pergi dari kami. Kami hidup secara legal di sini.” Kata Mared. Mared mengatakan bahwa selama mereka tinggal di Turki, tidak pernah mengalami masalah. ”Kami di sini sudah 5 tahun. Satu bulan yang lalu kami menerima izin tinggal yang berlaku sampai 2009. Saya tidak tahu apakah pembatalan masuknya suami saya ini karena permintaan dari Rusia. Kami telah mencari perlindungan di Turki karena rakyat Turki adalah orang-orang muslim. Saya tidak percaya hal seperti ini terjadi. Saya shock. Kami ingin suami saya kembali ke Turki.”

Chechnya telah menyatakan independensinya setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, tetapi kemudian Rusia menerapkan kontrol di negara Muslim ini setelah dua kali perang pada 1990-an. Pperlawanan masih berlanjut di negara-negara Muslim yang dikontrol oleh Rusia.

Di tengah kondisi seperti itu, negara-negara Arab dan negara yang penduduknya Muslim malah malah enggan menampung saudara se-imannya, dan bahkan mengekstradisinya ke Russia. (sa/wb)