TV Inggris Tayangkan Film Dokumenter Sejarah Yesus Versi Islam

TV Inggris untuk pertama kalinya akan menayangkan program dokumenter yang menceritakan sejarah Yesus menurut versi agama Islam. Program yang berdurasi satu jam ini, dibuat dan narasinya dibacakan oleh Melvyn Bragg.

"Saya tertarik dengan ide ini. Yesus adalah figur yang dikenal dalam Islam tapi banyak orang yang tidak mengetahuinya, " kata Lord Bragg.

Ia menolak jika program dokumenter yang dibuatnya dikatakan akan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Bragg yang dibesarkan dengan ajaran agama Anglikan menyatakan, pembuatan program dokumenter itu sudah dipikirkan masak-masak dan melalui riset yang cukup dalam.

"Saya berharap, program ini menimbulkan perasaan di kalangan umat Muslim bahwa mereka ikut dipertimbangkan dalam program-program televisi, " ujarnya.

Produser dan sutradara film dokumenter tersebut, Irshad Ashraf mengatakan, film ini dibuat sebagai upaya untuk mengalihkan pandangan masyarakat tentang ekstrimisme ke sisi spiritual dalam Islam.

"Umat Islam mencintai dan menghormati figur yang dikenal sebagai Yesus dalam Kristen, dan ia merupakan salah satu nabi yang penting dalam agama kami, " imbuh Ashraf.

Film dokumenter tentang sejarah Yesus menurut versi agama Islam ini, mengambil sumber-sumber dari al-Quran dan menampilkan sejumlah wawancara dengan kalangan sejarawan dan ulama. Dalam film ini dijabarkan bagaimana umat Islam meyakini dan menghormati Yesus sebagai salah satu nabi dan bukan sebagai anak Tuhan. Umat Islam juga meyakini bahwa Yesus tidak mati disalib, tapi ia diselamatkan oleh para malaikat dan diangkat ke surga.

Menurut Ashraf, dalam membuat film dokumenter yang ditayangkan pada Minggu (19/8), pihaknya juga meminta keterangan dari perwakilan agama Anglikan dan organisasi-organisasi Katolik. Tapi tak satu pun dari mereka yang bersedia memberikan komentar.

Philip Lewis dari Keuskupan Bradford yang menangani bidang hubungan antar umat beragama hanya menghimbau agar umat Islam maupun Kristen mengambil hikmah dari tayangan ini, untuk lebih memahami isu-isu yang rumit terkait keyakinan agama masing-masing. (ln/guardian)