Ulama Mesir Menolak Revisi Buku-Buku Islam

Kalangan ulama di Mesir sedang gundah menyusul tercapainya kesepahaman antara Al-Azhar dan Vatikan untuk merevisi buku-buku sekolah yang isinya dianggap menyinggung sentimen agama tertentu.

Bulan Februari kemarin, sejumlah pejabat dari Al-Azhar dan para kardinal Vatikan bertemu di kota Roma dan membahas hubungan persahabatan antara kedua belah pihak serta masalah perdamaian dunia. Dalam pertemuan tersebut muncul usulan agar dilakukan revisi terhadap buku-buku sekolah yang memuat keterangan tentang ajaran agama lain.

"Buku-buku pendidikan selayaknya direvisi agar tidak memuat materi-materi yang mungkin bisa menyinggung sentimen agama dan penganut keyakinan lainnya, lewat dogma, sejarah dan ajaran moral yang salah," demikian salah satu pernyataan hasil pertemuan tersebut.

Pernyataan itu menuai kecaman dari kalangan cendikiawan Muslim di Mesir, termasuk dari Al-Azhar sendiri. Mereka menyatakan bahwa buku-buku pegangan di negara-negara Muslim tidak memuat materi yang menyinggung sentimen agama lain. Menurut mereka, buku-buku teks dari Barat-lah yang seharusnya direvisi, terutama buku-buku yang isinya negatif tentang Islam dan Muslim.

"Umat Islam tidak perlu merevisi buku-bukunya. Islam mengajarkan untuk menghormati keyakinan orang lain," kata Taha Riyan, profesor di bidang prinsip-prinsip agama di Universitas Al-Azhar.

Syaikh Youseef el-Badri, ulama dan mantan petinggi Al-Azhar mengungkapkan pernyataan serupa, bahwa Muslim menghormati semua agama. "Saya menantang siapa pun untuk memberitahu materi-materi mana yang menyinggung sentimen agama lain dalam buku-buku sekolah kami," tukasnya.

Namun para pejabat Al-Azhar lainnya berkelit bahwa Imam Besar Al-Azhar Syaikh Mohamed Sayed Tantawi sudah sejak lama memerintahkan revisi buku-buku sekolah tapi bukan karena alasan isinya menyinggung sentimen agama lain.

Seperti banyak cendikiawan lainnya yang mengkritik rencana revisi itu, El-Badri menegaskan bahwa yang bermasalah sebenarnya orang-orang Barat, yang melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap Islam dan Rasulullah Muhammad saw.

Sejumlah cendikiawan dan ulama di Mesir mengkritik upaya dialog antar umat beragama yang digagas Vatikan. Mereka menilai dialog itu cuma sandiwara dan gagal total.

"Orang-orang Barat tidak jujur dengan ucapan-ucapan mereka tentang perlunya penghormatan dan kesepahaman antara agama-agama di dunia. Paus sendiri tidak menghormati Islam," kritik Gamal el-Bana, ketua International Muslim Federation. (ln/iol)