Wacana Pembentukan Pasukan Perdamaian Internasional di Ghaza Mulai Bergulir

Kepala bidang kebijakan luar negeri Uni Eropa Javier Solana mengatakan, dimungkinkan untuk membentuk pasukan perdamaian di Jalur Gaza.

"Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya, ide pasukan internasional dimungkinkan, " kata Solana.

Solana mengungkapkan hal tersebut, menyusul seruan utusan khusus PBB untuk Timur Tengah pekan kemarin agar Palestina, Israel dan PBB mempertimbangkan pembentukan pasukan perdamaian internasional di Ghaza.

Selama ini, Israel yang paling menentang keinginan Palestina agar ditempatkan pasukan perdamaian di Ghaza dan Tepi Barat. Israel menyatakan, kehadiran pasukan perdamaian bisa mengintervensi langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Israel.

Sikap Israel mulai melunak setelah kalah dalam perang melawan Hizbullah di Libanon, di mana ditempatkan pasukan perdamaian internasional di perbatasan Libanon-Israel.

Namun menurut Solana, dua kelompok di parlemen Israel telah menyinggung wacana itu. Mereka menyatakan bahwa sudah waktunya untuk merencanakan pembentukan semacam pasukan perdamaian. Paling tidak, bisa dimulai untuk wilayah selatan di mana terdapat perbatasan Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

"Kami sedang membahasnya. Israel juga sudah mempertimbangkan kemungkinan itu, begitu juga dengan Mesir dan Palestina, " demikian klaim Solana.

Solana mengakui, kendala mungkin timbul dari Mesir, karena dengan pembentukan pasukan perdamaian, akan menimbulkan kesan bahwa Mesir tidak mampu mengontrol perbatasan. Namun ia menyatakan, kendala-kendala itu bisa dibicarakan dan dicari solusinya.

Komisi Hubungan Eksternal Uni Eropa Benita Ferrero-Waldner juga menyuarakan pendapat sama. Menurutnya, pasukan perdamaian bisa mendukung pelaksanaan mekanisme bantuan internasional bagi warga Palestina yang dibentuk tahun 2006 lalu dan akan diperpanjang sampai akhir bulan September mendatang.

Benita menyatakan, kondisi kemanusiaan di Palestina masih sangat buruk dan ia meminta negara-negara anggota Uni Eropa untuk tetap memberikan bantuan bagi warga Palestina.(ln/Haaretz)