Warga Negara dan Wartawan Asing Mulai Tinggalkan Gaza

Para diplomat asing dan wartawan di Gaza mulai meninggalkan wilayah itu menyusul ancaman dari faksi-faksi pejuang Palestina terkait dengan dipublikasikannya gambar-gambar yang menghinakan Nabi Muhammad Saw oleh media massa di Eropa. Selain itu, dua kantor perwakilan diplomatik juga memutuskan untuk tutup karena ancaman akan adanya penculikan terhadap warga negara asing sebagai bentuk protes atas publikasi kartun tersebut.

Ancaman yang dilontarkan faksi-faksi pejuang di Palestina itu tidak main-main. Karena belakangan, sekelompok orang bersenjata melakukan razia warga negara asing di beberapa hotel di Tepi Barat. Di Nablus, sekelompok orang bersenjata berhasil menyandera Christopher Kasten,21, selama kurang lebih satu jam sebelum akhirnya diselamatkan oleh polisi Palestina.

Di kota Gaza, faksi pejuang Palestina kembali mengepung kantor Komisi Eropa dan sejumlah pemilik toko di Palestina mengatakan akan memboikot semua produk asal Eropa.

Hanya beberapa orang asing dari negara-negara yang menjadi sasaran yang berani tetap tinggal di Gaza sampai Kamis kemarin. Yang lainnya, banyak yang sudah meninggalkan Gaza untuk menghindari ancaman penculikan, termasuk para wartawan asing yang memilih meninggalkan Gaza atau menunda rencana mereka masuk ke wilayah Palestina.

Tim pemantau pemilu dari Denmark dan Perancis yang berada di Rafah, juga tidak berani masuk ke wilayah Gaza. Mereka melaksanakan tugasnya di kantor-kantor pusat mereka di kota Ashkelon, Israel, kata juru bicaranya, Julio de La Guardia.
Juru bicara misi internasional Gunhild Forsely menyatakan tetap menjalin kontak dengan pemuka masyarakat di Palestina dan tidak terlalu khawatir dengan masalah keamanan 72 anggota pemantaunya yang di antaranya terdiri dari 21 warga Norwegia dan 11 warga Denmark.

Para pemantau pemilu dari Uni Eropa, tetap melakukan tugasnya seperti rencana semula, kata Mathias Eick yang berkewarganegaraan Jerman. Meski kantor perwakilannya di Gaza sudah di tutup, namun sekitar 49 pemantaunya masih berada di Ramallah. “Ada resiko keamanan bahkan sebelum pemilu berlangsung dan tidak ada yang berubah,” tuturnya.

Norwegia menutup kantor perwakilannya di Tepi Barat untuk umum. Tapi sekitar 23 staf kantor perwakilan tersebut masih tetap bekerja. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark di Copenhagen mengatakan, semua warga Denmark kecuali dua orang diplomat sudah meninggalkan Gaza dan Tepi Barat. Kantor perwakilan Denmark di Tepi Barat ditutup mulai hari Jumat (3/1) sambil menungu perkembangan situasi dalam minggu-minggu ini. (ln/khaleejTimes)